Selasa, 3 Oktober 23

Brand Power Indonesia Lemah, Thailand dan Singapura Merajai Asia

Brand Power Indonesia Lemah, Thailand dan Singapura Merajai Asia
* Presiden Jokowi.

Jakarta, Obsessionnews.com – Presiden Jokowi menekankan pentingnya memperbaiki brand power Indonesia, karena ia mengakui Indonesia masih lemah dari sisi tersebut dibandingkan dengan negara lain, baik itu di bidang perdagangan, pariwisata maupun investasi.

“Saya ingin mengingatkan bahwa  brand power Indonesia masih lemah, baik untuk perdagangan, untuk investasi, maupun untuk pariwisata dibandingkan negara-negara lain,” ungkap Jokowi saat memimpin rapat terbatas di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (3/2/2017).

Dari data yang diperoleh di bidang perdagangan dan investasi brand power Indonesia berada pada posisi 6,4 persen. Kalah dibandingkan dengan Singapura yang hampir mencapai 10 persen dan Thailand. Sedangkan di bidang pariwisata brand power Indonesia berada pada angka 5,2 persen, juga masih berada di bawah Thailand 9,4 persen serta Singapura 8,6 persen.

“Segera harus kita perbaiki dan saya melihat saat ini banyak negara yang habis-habisan menggarap nation branding-nya,” katanya.

Menurut Presiden, dengan menggarap brand power negara-negara tersebut ingin meningkatkan daya saing. Mereka juga berlomba-loba membangun reputasi di dunia dengan cara soft power melalui diplomasi kebudayaan, film, kuliner hingga diplomasi olahraga.

Untuk itu, Presiden Jokowi ingin menekankan langkah-langkah yang harus diperbaiki. Pertama, perlu mengetahui lebih dalam lagi apa saja kekuatan dan kelemahan Indonesia dalam brand power, dan apa saja persepsi yang positif dan negatif tentang Indonesia.

Kedua, dalam membangun citra indonesia di dunia internasional, Presiden Jokowi meminta setiap kementerian/lembaga tidak boleh berjalan sendiri-sendiri, namun harus seragam.

“Misalnya Kementerian Perdagangan mengangkat tagline di marble Indonesia, Kementerian Pariwisata mengusung Wonderful Indonesia demikian juga promosi di BKPM yang punya tema sendiri,” tukas Presiden.

Ketiga, Presiden Jokowi meminta perlunya dilakukan konsolidasi pada setiap ajang promosi dan pameran di luar negeri, sehingga lebih masif, lebih terintegrasi dan juga memiliki dampak yang konkrit serta mampu bersaing dengan negara-negara yang lain.

Keempat, Presiden menekankan bahwa nation branding ini bukan sebatas membuat logo atau menemukan tagline slogan tapi reputasi positif yang memang betul-betul ditemukan dan dirasakan ketika orang datang ke negara Indonesia

“Artinya perlu bersama, kita bekerja fokus dalam mewujudkan itu dan sekaligus menjaga citra positif negara,” katanya.

Ratas kali ini mengangkat topik tindak lanjut program nation branding. Dalam ratas ini Presiden Jokowi ingin mendengarkan perkembangan langkah-langkah konkrit, dari program nation branding yang sebelumnya telah dibahas bulan September 2016. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.