Sabtu, 20 April 24

BPPT Umumkan Audit Teknologi STAL yang Dikembangkan TMM

BPPT Umumkan Audit Teknologi STAL yang Dikembangkan TMM
* Kepala BPPT Hammam Riza melakukan kunjungan ke PT Trinitan Industrial Development & Assessment Center. (Foto: Kapoy/obsessionnews)

Jakarta, obsessionnews.com – Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) telah melakukan audit teknologi terhadap pilot plant Step Temperature Acid Leach (STAL) yang dikembangkan oleh PT Trinitan Metals and Minerals, Tbk (TMM), dalam rangka melaksanakan tujuh peran sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (UU SISNAS IPTEK).

Audit teknologi menurut UU SISNAS IPTEK adalah proses sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif terhadap aset teknologi dengan tujuan menetapkan tingkat kesesuaian teknologi dengan kriteria standar yang telah ditetapkan serta penyampaian hasil kepada pengguna yang bersangkutan.

Kepala BPPT Hammam Riza mengatakan, penyampaian hasil audit teknologi yang dilakukan BPPT ini bertujuan untuk mengetahui posisi teknologi STAL diantara teknologi lain dalam pengolahan bijih laterit nikel serta memberikan masukan terkait dengan penggunaan teknologi tersebut.

“Audit teknologi STAL oleh BPPT ini dilakukan untuk mendorong program penggunaan produk dalam negeri atau P3DN terlebih dalam pemanfaatan dan pemberian nilai tambah mineral pada bijih laterit nikel,” ujar Hammam di gedung PT Trinitan Industrial Development & Assessment Center (TINDAC), Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, Kamis (6/5/2021).

Nikel merupakan salah satu logam hasil tambang yang digunakan untuk berbagai keperluan, terutama untuk komponen baterai mobil listrik, di mana Indonesia juga sedang melakukan percepatan ekosistem kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019.

Tak hanya itu,dia juga menilai nikel merupakan salah satu jenis logam dasar yang digadang-gadang jadi komoditas masa depan.

Seperti diketahui, Indonesia merupakan salah satu produsen nikel (Nickel Pig Iron. NPI), Bijih, Konsentrat, Presipitat) terbesar di dunia dengan menyumbang 27% total produksi global menurut data dari McKinsey, Indonesia sendiri mengekspor 98% nikelnya ke China dan sisanya ke Uni Eropa.

Untuk itu, dirinya mengapresiasi penerapan teknologi yang dilakukan oleh PT TMM. Menurutnya pilot plant pengolahan nikel skala kecil ini dapat digunakan untuk mengolah bijih laterit nikel menjadi MHP (Mixed Hidroxide Precipitated) yang merupakan komponen baterai listrik.

Secara umum dari hasil audit BPPT, teknologi STAL mampu me-recovery nikel cukup tinggi sehingga berpotensi untuk dikembangkan dan diterapkan skala besar di Indonesia, terlebih dalam rangka meningkatkan nilai tambah komponen dalam negeri dan mendukung percepatan program pengembangan KBLBB di Indonesia.

Dia menjelaskan, kerja sama yang telah dilakukan oleh BPPT dan PT TMM untuk mewujudkan inovasi baru karya Indonesia.

“Kerja sama seperti ini sangat sesuai dengan tujuh peran BPPT, yakni perekayasaan, kliring teknologi, audit teknologi, alih teknologi, intermediasi teknologi, difusi ilmu pengetahuan dan teknologi serta komersialisasi teknologi,” ucapnya..

Hanmam berharap kerja sama ini tidak hanya berhenti hanya pada tahap audit teknologi saja, namun dapat berlanjut hingga arah komersialisasinya. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.