Senin, 4 Desember 23

Bonsai, Miniatur Keindahan Alam

Bonsai, Miniatur Keindahan Alam

Yogyakarta – Siapa yang tak tahu apa itu tanaman bonsai? Ya, tanaman yang tumbuh dan berkembang di dalam pot. Hanya dengan ukuran tertentu saja tanaman ini hidup di dalam pot. Begitu pula yang dilakukan Perkumpulan Penggemar Bonsai Indonesia (PPBI) Cabang Yogyakarta dalam menekuni kecintaannya terhadap tanaman mungil ini. PPBI Yogyakarta  dibentuk  tahun 1988.

Jika yang belum mengerti tentang bonsai, pasti mengira-ngira kalau tanaman ini hanya digemari oleh kelas menengah ke atas. Padahal tidak demikian. Sebenarnya semua kalangan pun masuk dalam komunitas ini. Bisa berangkat dari hobi atau menjadikannya sebagai kegiatan yang menghasilkan.

Nano A.P, bagian penelitian dan perkembangan (Litbang) PPBI Yogyakarta mengaku  benar-benar berawal dari nol menggeluti tanaman bonsai. Sejak kecil, Nano gemar bercocok tanam dan suka dengan tanaman terutama bonsai. Hingga saat ini, ia termasuk dalam komunitas penggemar bonsai sekaligus sebagai trainer tanaman bonsai di Yogyakarta.

Nano yang juga juri nasional pameran tanaman bonsai menuturkan,  tanaman bonsai merupakan miniatur dari kehidupan. Bonsai memiliki fungsi dan keunikannya yang tak ada pada pohon lainnya. Ya, ukuran yang mungil menjadikan kekhasan tersendiri dari tanaman bonsai ini.

Bonsai terbilang cukup detail dalam perawatannya. “Kalau sudah hobi dan digeluti memang tidak terlalu susah. Sedangkan dulu orang melihat bahwa membelinya mahal dan merawatnya juga susah,” katanya kepada Obsessionnews.com,Selasa  (13/1/2015) siang. Namun, lanjutnya,jika sudah menjadi kebiasaan akan mudah sekali merawatnya.

Tak hanya kelas menengah atas saja yang menyukai tanaman bonsai. Tapi juga dari berbagai kalangan yang merogoh koceknya untuk tanaman satu ini tidak menjadikannya sebagai hobi yang mahal. Sejauh ini sudah sekitar 100-an orang dari berbagai kalangan menjadi anggota penggemar bonsai di Yogyakarta. Tak heran jika namanya sudah dikenal banyak orang maupun kolega yang berkaitan.

Nano memaparkan untuk bahan bonsai bisa dimulai dari biji, stek, maupun pencangkokan. Serta tunggul diambilnya dari alam. Namun, di kelompoknya sebisa mungkin meminimalis bonsai dari alam. Jenis tanamannya pun beragam. Misalnya, beringin, serut, asem jawa, santigi, kimeng, sancang, dan lainnya. Kategorinya tetap berkarakter kecil dan berbatang besar.

Tidak sekadar orang sakit saja yang bisa rawat inap. Di tempat Nano juga bisa untuk rawat inap tanaman bonsai. Dari cara perawatan bonsai hingga dibentuk dan disehatkan. “Bahkan bonsai milik peserta yang dari Jambi pun jauh-jauh mengobati tanaman bonsainya di sini,” ujarnya.

Rencana ke depan, lanjut Nano, mengharapkan wawasan untuk ekspor. Dalam kiprahnya di dunia bonsai, bagaimana tetap menggalakkan tanaman atau pohon yang lokal. Sejauh ini programnya sudah sampai ke luar negeri.  Taiwan, Malaysia, dan Singapura sudah mengenal kelompok bonsainya ini. (Anissa Nurul Kurniasari)

 

Related posts