
Teheran – Data pasar minyak global terbaru mengungkapkan indikasi kuat dari kemajuan industri minyak Iran yang sedang menghadapi serangkaian sanksi keras yang dipimpin AS.
Press TV Sabtu (31/1), melaporkan terjadinya kenaikan produksi minyak mentah Iran selama delapan bulan terakhir.
Sebuah laporan Bloomberg hari Jumat (30/1), menunjukkan bahwa produksi minyak Iran naik 10.000 barel per hari menjadi 2,78 juta pada Januari 2015.
Bloomberg menambahkan, Iran memompa minyak mentah lebih dari 3,1 juta barel per hari antara tahun 1991 sampai Juli 2012.
Iran menjadi produsen minyak terbesar kedua hingga Juni 2012 lalu, dan kini menempati posisi keempat.
Sebelumnya, Reuters melaporkan bahwa pembelian minyak Iran oleh klien di Asia telah melonjak hampir 20 persen pada tahun 2014.
Menurut laporan Reuters, empat pembeli utama minyak Iran di Asia, yaitu Cina, India, Jepang dan Korea Selatan, membeli minyak mentah rata-rata 1,12 juta barel per hari (bph) di tahun 2014.
Jumlah tersebut naik 19,8 persen dari tahun sebelumnya, dan merupakan kenaikan tertinggi sejak 2012.
Berdasarkan perjanjian nuklir interim antara Iran dan kelompok 5 + 1, Tehran diperbolehkan untuk mengekspor minyaknya sekitar 1 juta barel per hari.
Genjot Produksi Baja, Iran Gandeng Korsel
Pejabat industri pertambangan Iran mengatakan perusahaan Korea Selatan berpartisipasi dalam proyek-proyek baja di negara itu.
Ketua Dewan Industri Pengembangan Pertambangan dan Organisasi Renovasi Pertambangan Iran (IMIDRO), hari Sabtu (31/1) mengatakan Iran menggandeng perusahaan Korea Selatan dalam proyek baja sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan produksi logam nasional dengan target 55 juta ton di tahun 2025.
“Iran sedang melakukan negosiasi dengan POSCO, salah satu dari lima produsen baja dunia, mengenai alih teknologi pembuatan baja canggih bernama Finex, “ujar Mehdi Karbassian.
Finex, yang dikembangkan oleh Siemens dan POSCO diyakini lebih murah, lebih cepat dan lebih ramah lingkungan.
Menurut Karbassian, IMIDRO berencana untuk menggarap proyek-proyek baja baru di wilayah selatan Iran, termasuk Chabahar dan Bandar Abbas, serta pusat energi Assaluyeh.
Pada hari Sabtu (31/1) Ketua IMIDRO bertemu dengan Vice President POSCO, Jin Sik Choi untuk membahas kerjasama proyek baja baru.
Jin mengatakan POSCO telah meluncurkan dua pabrik baja berbasis Finex dengan kapasitas produksi gabungan tahunan 3,5 juta ton di tahun 2014.
Asosiasi Baja Dunia (WSA) dalam sebuah laporan baru-baru ini mengungkapkan bahwa Iran menduduki peringkat pertama di Timur Tengah, dan ke-14 di dunia di bidang produksi baja di tahun 2014.
Dilaporkan, Iran memproduksi 16.331.000 ton baja mentah di tahun 2014. Jumlah tersebut naik 5,9 persen dari 15.422.000 ton di tahun 2013. (irib.ir)