Jakarta, Obsessionnews – Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat memang memberi dampak langsung pada pergerakan industri tekstil dan produk tekstil. Sebab, bahan baku utama asalnya dari impor.
Naiknya tarif listrik dan peningkatan upah buruh juga disebut-sebut pemicu melambatnya industri ini lantaran beban tenaga tenaga kerja ikut melonjak.
Di sisi lain, Kementerian Perindustrian optimis situasi bakal membaik seiring dicairkannya dana APBN serta dikerjakannnya proyek pembangunan infrastruktur. Diprediksi daya beli masyarakat juga ikut terkerek naik.
Peluang lain yang masih bisa diharapkan, yakni momen bulan Ramadhan serta Lebaran yang dapat mendorong penjualan produk tekstil dan alas kaki.
“Selain itu, tingkat konsumsi masyarakat pada bulan puasa dan menjelang Lebaran satu-dua bulan lagi diharapkan turut mendorong penjualan produk pakaian dan alas kaki,” terang Direktur Jenderal Industri Kimia Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin, Harjanto, di Jakarta, Selasa (26/5). (MBJ)