Rabu, 24 April 24

Best Achiever In Ceo State Ownes Enterprises Alex J. Sinaga (Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk

Best Achiever In Ceo State Ownes Enterprises Alex J. Sinaga (Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk

Kembali dianugerahi sebagai best achiever CEO BUMN pada Obsession Award 2018, Direktur Utama PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) Alex J. Sinaga telah membuktikan diri memiliki jiwa leadership yang kuat untuk menakhodai Telkom sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di tanah air dan mampu bersaing di kancah global. Selain mengembangkan kekuatan infrastruktur perusahaan, Alex juga fokus terhadap pengembangan peran strategis sumber daya manusia, karena dari situlah hadir berbagai inovasi untuk mendorong pertumbuhan perusahaan dan memperkuat daya saing bangsa.

Menjabat sebagai pimpinan tertinggi perusahaan, Alex J. Sinaga memiliki pertimbangan yang matang untuk mengarahkan bisnis telekomunikasi ini mau dibawa ke arah mana, sumber daya manusianya seperti apa, dan apa saja yang dibutuhkan, hingga berujung pada kualitas budaya kerja yang baik. Budaya yang dimaksud adalah bagaimana bisa merangsang orang untuk selalu berpikir kreatif dalam bekerja, tidak pasif, atau monoton. Alex secara maksimal menggerakan transformasi Telkom untuk menjadi perusahaan telekomunikasi digital kebanggaan Indonesia. Di masa kepemimpinan Alex, Telkom bertransformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital. Upaya yang dilakukan Alex semata-mata untuk mewujudkan visi Telkom, yaitu to be the king of digital in the region. “Telkom menjadi raja digital di udara melalui seluler (Telkomsel), menjadi raja di darat melalui fiber to the home (FTTH), dan laut melalui submarine broadband highway dan footprints di Asia Pasifik,” ujar pria yang juga dianugerahi sebagai ‘Businessman of The Year’ oleh majalah Forbes Indonesia tersebut.

Dalam melakukan transformasi menjadi perusahaan telekomunikasi digital, Telkom berupaya menciptakan ekosistem masyarakat digital Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan upaya Pemerintah yang menjadikan ekonomi digital Indonesia sebagai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara. Salah satu upaya Telkom adalah dengan membangun Rumah Kreatif BUMN (RKB) sebagai sarana pelatihan, pengembangan dan digitalisasi bisnis para pelaku UMKM. Di RKB, para pelaku UMKM tidak hanya dibekali pelatihan dan pengembangan bisnis saja, namun juga disediakan platform e-commerce yaitu BLANJA.COM sehingga diharapkan bisnis para pelaku UMKM ini dapat borderless menjangkau seluruh dunia.Tidak hanya itu, Telkom juga turut meningkatkan edukasi masyarakat dengan menyediakan WiFi Corner (WiCo), broadband learning center dan Pustaka Digital (PaDi) yang kini telah tersebar di ribuan titik di tanah air.

Transformasi sebagai perusahaan telekomunikasi digital yang dilakukan Telkom juga terasa manfaatnya bagi industri-industri lain, seperti penyediaan e-tourism bagi industri pariwisata, penyediaan e-payment bagi industri perbankan, e-health bagi industri kesehatan serta e-logistic bagi industri logistik. Belum lagi soal layanan lainnya seperti big data analytic, digital marketing, dan penyediaan solusi information & communication technology (ICT). Menjadi perusahaan telekomunikasi digital tak akan pernah tercapai tanpa ada peran dari sumber daya yang mumpuni. Karena itu, transformasi perusahaan yang dicanangkan Alex tidak hanya fokus terhadap pembangunan infrastruktur, namun juga fokus terhadap pengembangan sumber daya manusia unggul perusahaan agar mampu menciptakan kreasi dan inovasi untuk mendorong bisnis perusahaan.

Perhatian Telkom terhadap pengembangan sumber daya manusia unggul ditunjukkan dengan mengimplementasikan program-program unggulan pengelolaan karyawan seperti Great People Trainee Program (GPTP) untuk calon karyawan, Great People Development Program (GPDP) untuk pengembangan kualitas karyawan hingga Great People Retirement Program (GPRP) yang memberikan pelatihan dan bimbingan bagi karyawan yang akan pensiun. Berkat program-program tersebut, Telkom mendapatkan predikat sebagai salah satu perusahaan Forbes Global 2000 : World’s Best Employers 2017. “Smart enough is not enough, disruptive is a must.” Ungkapan tersebut yang Alex tekankan kepada seluruh jajarannya, bahkan hingga ke para pekerja di lapangan guna memenangkan persaingan. Disrupt yang berarti merusak atau mengganggu, menjadi sebuah paradigma bagi para karyawan Telkom dalam bekerja. Istilah “merusak” atau “mengganggu” bukan dalam artian sebenarnya, namun merupakan cara berpikir untuk out of the box untuk berinovasi terhadap cara, produk dan pasar sehingga mampu menggantikan hal-hal yang eksis.

Sebut saja kartu pos yang digantikan oleh layanan pesan singkat ponsel, yang kemudian digantikan oleh layanan obrolan instan seperti whatsapp, telegram, line atau blackberry messenger atau kehadiran transportasi berbasis daring dan berbagai fenomena disruptive lainnya. Paradigma disruptive yang dicanangkan oleh pria kelahiran 27 September 1961 tersebut yang akhirnya melahirkan IndiHome, sebuah layanan yang memungkinkan masyarakat rumah tangga dapat menikmati tiga layanan yaitu telepon, internet dan pay tv dalam satu jaringan akses fiber to the home (FTTH). Hingga saat ini, pengguna IndiHome tercatat sudah mencapai angka 3 juta. Telkom optimis jumlah ini akan terus meningkat dari tahun ke tahun.

Upaya mengimplementasikan paradigma disruptive juga dilakukan Telkom dengan mendorong pengembangan start-up digital dan industri kreatif digital di Indonesia. Langkah ini dibuktikan dengan pendirian dan pemanfaatan pusat inkubasi start-up digital (Digital Valley), Digital Innovation Lounge (DiLo) dan Creative Center di berbagai kota di Indonesia. Melalui fasilitas tersebut diharapkan semakin banyak startup digital yang tumbuh. di lingkungan TelkomGroup sendiri, Telkom menghadirkan program Digital Amoeba. Program ini dimaksudkan untuk melahirkan start-up digital di lingkungan internal TelkomGroup. Program tersebut bukan hanya menghasilkan produk inovatif digital yang dibutuhkan TelkomGroup, tapi juga mampu mengasah keterampilan sumber daya manusia Telkom serta membuka mata dan wawasan karyawan tentang bagaimana membangun bisnis digital serta terlibat langsung dalam transformasi Telkom menjadi perusahan digital. Tidak hanya menanamkan pola pikir disruptive, Alex juga mengarahkan agar Telkom mampu memaksimalkan sinergi bisnis baik di lingkungan TelkomGroup maupun sinergi BUMN. “Synergy among us is a must. It make us unbeatable,” ungkapnya. TelkomGroup yang terdiri dari puluhan anak perusahaan telah bersinergi sehingga TelkomGroup kini lebih kuat dan mampu memberikan layanan terbaik kepada pelanggan.

Berbagai kerjasama sinergi dengan beberapa BUMN telah dilakukan Telkom di masa kepempimpinan mantan bos Telkomsel tersebut, seperti penyediaan e-ticketing dengan PT KAI, sinergi penggelaran broadband port dengan Pelindo, hingga pemasaran produk retail BUMN dan UMKM melalui platform e-commerce BLANJA.COM. Tidak hanya itu, Telkom juga mendukung pembentukan perusahaan principal national payment gateway bersama Himpunan Bank Negara (HIMBARA). Alex yakin bahwa dengan pola pikir disruptive disertai semangat sinergi dalam menjalankan bisnis perusahaan, Telkom tidak hanya mampu menjadi raja telekomunikasi di tanah air, namun juga di regional. “Together we faster, stronger, and better,” pungkasnya. (Naskah: Albar, Foto: Istimewa)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.