Rabu, 24 April 24

Berlanjutnya Kekejaman Terhadap Muslim Rohingya

Berlanjutnya Kekejaman Terhadap Muslim Rohingya

Meski partai Liga Nasional untuk Demokrasi, yang dipimpin Aung San Suu Kyi, mampu berkuasa melalui pemilu dan mengakhiri kekuasaan junta militer di Myanmar, akan tetapi tidak ada perubahan kondisi Muslim negara itu.

Laporan terbaru dari Myanmar menyebutkan tewasnya seorang pemuda Muslim di tangan kelompok ekstrimis Buddha anggota kelompok 969. Seorang pemuda Muslim Rohingya di Arakan, tewas setelah disiksa dengan kejam.

Negara bagian Arakan, di barat Myanmar, mencatat populasi Muslim terbanyak di negara itu, dan selama bertahun-tahun menjadi ajang kekerasan dan penindasan terhadap warga Muslim. Padahal warga Muslim Myanmar telah tinggal di sana bahkan sebelum kemerdekaan negara itu dari penjajahan Inggris pada 1947. Oleh karena itu, junta militer Myanmar setelah berkuasa pada 1962, berusaha menghapus identitas Muslim.

Pada era Perang Dingin, mengingat junta militer Myanmar menganut paham komunisme dan didukung oleh kekuatan sosialis dunia, pihak penguasa Myanmar nyaris tidak tersentuh kritikan internasional dalam upayanya menghapus warga Muslim di negara itu.

Lebih dari itu, Barat juga tidak sensitif dalam hal itu. Akan tetapi setelah munculnya Aung San Suu Kyi sebagai tokoh oposisi terkemuka Myanmar, Barat khususnya Amerika Serikat, mulai mendukung dan membelanya sebagai sosok pembela HAM dan pro-hak-hak sipil.

Meski perjuangannya harus ditebus dengan 15 tahun tahanan rumah, dan akhirnya sejak tahun 2009 dia dikenal sebagai tokoh terkemuka pro-HAM dan hak-hak sipil, akan tetapi kinerjanya tidak seperti yang diharapkan warga Myanmar, khususnya warga Muslim Rohingya yang menjadi korban kekerasan sektarian.

Opini publik Myanmar—terlepas dari sisi etnisnya—pasti bertanya-tanya mengapa Aung San Suu Kyi tidak menyerukan keadilan untuk kaum Muslim Rohingya, yang berdasarkan catatan sejarah merupakan bagian dari bangsa Myanmar.

Suu Kyi yang selama puluhan tahun berjuang melawan anti-sektarian, anti-agama dan anti-diskriminasi, mengapa tidak memperhatikan pembunuhan terhadap Muslim Rohingya di negara bagian Arakan? Padahal banyak Muslim Myanmar di Arakan adalah para petani dan termasuk golongan masyarakat produktif.

Kebijakan represif junta militer memang telah mencegah kemajuan pendidikan warga Muslim Myanmar, akan tetapi Suu Kyi sebagai orang yang selama bertahun-tahun berjuang melawan despotisme, seharusnya tidak boleh menutup mata dalam hal ini.

Apalagi sekarang partai besutan Suu Kyi memiliki posisi khusus di parlemen dan mampu mengantar kandidatnya ke posisi presiden, dan secara bertahap Suu Kyi memiliki pengaruh besar sebagai pemimpin di Myanmar. Ditambah lagi bahwa kehadiran warga Muslim di Myanmar telah terbukti dalam sejarah. Apakah Suu Kyi akan melanjutkan pengabaian hak-hak Muslim dan fakta-fakta sejarah dalam hal ini? (irib.ir)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.