Rabu, 24 April 24

Berkat Soekarwo Jatim Jadi Tujuan Utama Investasi di Indonesia

Berkat Soekarwo Jatim Jadi Tujuan Utama Investasi di Indonesia
* Gubernur Jawa Timur (Jatim) Soekarwo.

Terpilihnya Soekarwo dua kali dalam pemilihan gubernur Jawa Timur dengan suara mutlak,  membuktikan ia memiliki pengaruh yang besar di masyarakat Jawa Timur (Jatim) yang berpenduduk lebih dari dari 37,4 juta jiwa.

Pakde Karwo, begitu sapaan akrabnya, yang berpasangan dengan Saifullah Yusuf, memenangi  Pilkada Jatim 2008, dan dilantik pada tahun 2009 untuk periode 2009-2014. Pada Pilkada 2014 Pakde Karwo kembali berduet dengan Saifullah, dan kembali meraih kesuksesan untuk memimpin Jatim masa bakti 2014-2019.

Berbagai terobosan besar dilakukan Pakde Karwo untuk memajukan Jatim yang terdiri dari 38 kabupaten/kota. Berkat kerja keras Pakde Karwo dan jajarannya Jatim sukses menjadi tujuan utama investasi di Indonesia. Investasi tersebut meliputi sektor perdagangan, perindustrian, pertambangan, kelautan, perikanan, jasa, dan lain sebagainya.

Nilai investasi di Jatim meningkat tajam dari Rp 25,41 triliun tahun 2009 menjadi Rp 67,91 triliun pada tahun 2015. Sementara investasi triwulan pertama 2016 sebesar Rp 146,5 triliun, dan ditargetkan tahun ini investasi mencapai Rp75 triliun.

Salah satu kiat sukses Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jatim meraih investasi dalam jumlah besar adalah memberikan kemudahan dalam perizinan melalui Pelayanan Perizinan Terpadu (P2T). P2T  pada dasarnya bertujuan untuk menyederhanakan birokasi pelayanan perizinan dalam berbagai bentuk.

“Fungsinya mempercepat waktu pelayanan dengan mengurangi tahapan-tahapan dalam pelayanan dan pengurangan biaya yang dapat dilakukan dengan membuat prosedur pelayanan sehingga biaya resmi menjadi lebih transparan,” katanya.

Pada P2T tersebut  terdapat 17 sektor satuan kerja perangkat daerah (SKPD) dan melayani lebih dari 179 perizinan dan nonperizinan. Tidak itu saja, P2T juga telah menerapkan prosedur standar operasional sehingga memiliki kepastian dalam layanan, yakni kepastian waktu, kepastian biaya, serta kepastian prosedur atau persyaratan.

Maraknya investasi tersebut berhasil menciptakan banyaknya lapangan kerja, dan hal ini berdampak terhadap turunnya angka pengangguran dan kemiskinan. Pada tahun 2009 angka pengangguran sebanyak 5,08% lalu turun menjadi 4,47%  pada tahun 2015.

Angka pengangguran di Jatim itu lebih rendah dibandingkan angka pengangguran di tingkat nasional. Pada tahun 2009 angka pengangguran di Indonesia sebesar 7,87% dan tutun menjadi 6,18% pada tahun 2015.

Sementara itu angka kemiskinan di Jatim melorot dari 16,68% tahun 2009 menjadi 12,34% pada tahun 2015. Sementara itu angka kemiskinan di Indonesia tahun 2009 sebesar 14,15%, dan tahun 2015 sebesar 11,13%.

Kepemimpinannya yang familiar, dengan beragam keberhasilannya di berbagai sektor, membuat Soekarwo menjadi  ikon sekaligus inspirator bagi warganya untuk membangun Jatim.

Hal yang membuat ia dibanggakan oleh rakyatnya antara lain karena ia memiliki program ekonomi yang berpihak pada rakyat dengan tidak hanya berteori, melainkan praktik langsung di lapangan.

Misalnya, ketika Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) Yuddy Chrisnandi mengimbau  aparat memberikan contoh dalam soal konsumsi makanan tradisional, Pakde Karwo sudah menerapkan itu jauh sebelumnya bahkan sejak periode pertama kepemimpinannya. Bahkan ia mengeluarkan Peraturan Gubernur Jatim Nomor 71 Tahun 2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Gerakan Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan Berbasis Sumber Daya Lokal Provinsi Jatim.

Di sisi lain, partisipasi rakyat dalam mendukung program pemerintah Provinsi Jatim ini juga karena kemampuan komunikasi kerakyatan Pakde Karwo yang selalu mengedepankan musyawarah mufakat sebelum memutuskan serta mengambil sebuah kebijakan. Contohnya, ketika membahas soal  kebijakan upah buruh yang selalu menimbulkan pro dan kontra dari kalangan pengusaha dan buruh. Ketika itu Pakde Karwo tidak mau berpihak dan mengajak mereka berunding sampai tuntas.

Ia juga tidak membeda-bedakan rakyat berdasarkan politik, agama dan suku. Meski menjadi Ketua DPD Partai Demokrat Jatim, selama ini Soekarwo tidak pernah mementingkan kepentingan partainya.

Berbagai prestasinya itu mengantarkan Soekarwo terpilih sebagai salah seorang dari 71 tokoh berpengaruh 2016 versi Majalah Men’s Obsession edisi Agustus 2016. (@arif_rhakim)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.