Kamis, 25 April 24

Pelatihan Agroedukasi bagi Penyandang Disabilitas

Pelatihan Agroedukasi bagi Penyandang Disabilitas

Penyandang disabilitas merupakan kelompok masyarakat yang seringkali kurang mendapat perhatian dari berbagai pihak. Fakultas Pertanian (Faperta) Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto Jawa Tengah memandang perlu upaya membangun kemandirian penyandang disabilitas agar mampu berperan dalam kehidupan bermasyarakat.

Gayung bersambut, Ketua Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia Kabupaten Banyumas, Apri Hartanto SE ME saat berkunjung ke Exfarm Faperta Unsoed beberapa waktu lalu menyampaikan kepada Ketua dan Sekretaris Tim Pengelola Exfarm Faperta Unsoed, Ir M Nazarudin Budiono MSc dan Dyah Susanti SP MP bahwa sebagian besar penyandang disabilitas khususnya tuna daksa selama ini belum berperan banyak dalam bermasyarakat karena masih bergantung pada orang lain, sebagian di antaranya belum dapat hidup mandiri.

Keterampilan-keterampilan khusus yang dikuasai oleh penyandang disabilitas diharapkan mampu menjadi bekal untuk memulai dan mengembangkan usaha, sehingga nantinya mereka mampu menghidupi diri sendiri bahkan keluarganya.

Menurut Dyah Susanti untuk mewujudkan kepedulian terhadap pentingnya membangun kemandirian bagi penyandang disabilitas, Fakultas Pertanian Unsoed dalam rangka Dies Natalis ke-57 akan menyelenggarakan Bakti Sosial dalam bentuk Pelatihan Agroedukasi bagi Penyandang Disabilitas.

Pelatihan bertema “Mari Bertani, Bangkit Menuju Berdikari. Bersama Faperta Unsoed Membangun Negeri” ini bertujuan membekali para penyandang disabilitas, khususnya tuna daksa agar mengenal dan memiliki ketrampilan di bidang pertanian yang dapat menjadi peluang usaha.

Dimilikinya ketrampilan budidaya tanaman sebagai bekal usaha di bidang pertanian diharapkan menjadi langkah awal agar para penyandang disabilitas bisa memperoleh pendapatan sendiri sehingga dapat berperan serta lebih besar di masyarakat.

Koordinator Sistem Informasi Unsoed, Alief Einstein menerangkan bahwa pelatihan agroedukasi bagi anggota Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Kabupaten Banyumas ini akan dilaksanakan pada hari Jumat, 05 Oktober 2018 bertempat di kompleks Exfarm Fakultas Pertanian Unsoed mulai jam 08.00 sampai dengan 12.00 WIB.

Pelatihan ini akan dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Pertanian, Dr.Ir.H.Anisur Rosyad,MS.  Ini diharapkan mampu menambah pemasukan anggota PPDI dengan menanam sayuran atau tanaman konsumsi sehari-hari.

Sekitar 38 penyandang disabilitas sangat antusias mengikuti pelatihan yang berlangsung selama kurang lebih 4 (empat) jam ini. Materi pelatihan terdiri dari pengenalan pupuk organik, proses pembuatan media tanam yang baik bagi sayuran dan tanaman hias di lahan yang terbatas, pengenalan penyakit tanaman dan cara penanggulangan serta pencegahannya.

Selain materi terkait cara tanam dan pengenalan penyakit diperkenalkan pula bibit-bibit tanaman seperti tanaman cabai merah, cabai rawit, pokcoy, kangkung, dan bayam merah.

Acara ini dihadiri pula oleh Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Pemerintah Kabupaten Banyumas yang diwakili oleh Agus Riyono. Ia berharap dengan adanya pelatihan budidaya tanaman membuat masyarakat khususnya Kabupaten Banyumas dapat memproduksi sendiri kebutuhan rumah tangganya seperti sayur-sayuran dan mengembalikan kembali konsep negara agraris yang saat ini sudah semakin ditinggalkan baik di desa dan wilayah perkotaan.

Salah satu anggota PPDI Djipura Sri Rejeki Suhartin mengemukakan bahwa ilmu yang udah didapat akan dicoba di rumah.

Selanjutnya Alief Einstein mengungkapkan bahwa Dekan Fakultas Pertanian Unsoed membuka akses bagi masyarakat luas untuk belajar mengenai apapun terkait pertanian di Exfarm Fakultas Pertanian baik bagi semua kalangan.

Selama ini sudah banyak lembaga pendidikan usia dini, SD, SMP, SMA/SMK, mahasiswa, penyuluh, kelompok masyarakat maupun perusahaan yang bekerja sama melaksanakan Pelatihan Agroedukasi di Exfarm Faperta Unsoed. Terbaru dilaksanakan September 2018, pelatihan agroedukasi bagi Komunitas Momong Bareng Pustaka Warga Pabuaran, SLB C – C1, dan Yakult Purwokerto.

Kerja sama ini terlaksana karena adanya kesadaran bersama bahwa mencintai tanaman dan mempelajari ilmu yang mendukung produksi tanaman adalah hal penting, karena pertanian merupakan penyedia kebutuhan utama manusia di dunia, yaitu pangan dan kelestarian lingkungan. (Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.