Kamis, 25 April 24

Kasus Sukmawati Pernah Terjadi di 1970

Kasus Sukmawati Pernah Terjadi di 1970
* Putri mendiang Presiden Sukarno, yakni Sukmawati Soekarnoputri. (IDN Times)

Jakarta,Obsessionnews.comPutri mendiang Presiden Sukarno, yakni Sukmawati Soekarnoputri membacakan puisi karyanya sendiri berjudul Ibu Indonesia dalam acara “29 Tahun Anne Avantie Berkarya” di Indonesia Fashion Week, Kamis (29/3/2018).

Isi kalimat dari Puisi tersebut mendapatkan banyak tanggapan keras dari netizen. Berikut isi lengkap puisi Sukmawati Soekarnoputri yang tuai kontroversi:

 

Ibu Indonesia 

Aku tak tahu Syariat Islam

Yang kutahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah

 

Lebih cantik dari cadar dirimu

Gerai tekukan rambutnya suci

Sesuci kain pembungkus ujudmu

 

Rasa ciptanya sangatlah beraneka

Menyatu dengan kodrat alam sekitar

Jari jemarinya berbau getah hutan

Peluh tersentuh angin laut

 

Lihatlah ibu Indonesia

Saat penglihatanmu semakin asing

Supaya kau dapat mengingat

 

Kecantikan asli dari bangsamu

Jika kau ingin menjadi cantik, sehat, berbudi, dan kreatif

Selamat datang di duniaku, bumi Ibu Indonesia

 

Aku tak tahu syariat Islam

Yang kutahu suara kidung Ibu Indonesia, sangatlah elok

 

Lebih merdu dari alunan azan mu

Gemulai gerak tarinya adalah ibadah

Semurni irama puja kepada Illahi

Nafas doanya berpadu cipta

 

Helai demi helai benang tertenun

Lelehan demi lelehan damar mengalun

Canting menggores ayat ayat alam surgawi 

 

Pandanglah Ibu Indonesia

Saat pandanganmu semakin pudar

Supaya kau dapat mengetahui kemolekan sejati dari bangsamu

Sudah sejak dahulu kala riwayat bangsa beradab ini cinta dan hormat kepada ibu Indonesia dan kaumnya.

 

Ada dua hal yang dipermasalahkan dari puisi Sukmawati. Pertama, saat puisi Sukmawati menyatakan bahwa konde ibu Indonesia lebih cantik dari cadar. ‘Aku tak tahu syariat Islam. Yang ku tahu sari konde ibu Indonesia sangatlah indah.Lebih cantik dari cadar dirimu’.

Bagian kedua adalah saat dia mengatakan bahwa kidung ibu Indonesia lebih merdu dari alunan azan. ‘Aku tak tahu syariat Islam. Yang kutahu suara kidung ibu Indonesia, sangatlah elok.Lebih merdu dari alunan azanmu’.

Berita tentang puisi Sukmawati menjadi trending topic di mesin pencari Google. Pantauan Obsessionnews.com di Google Trends wilayah Indonesia pada Rabu (4/4/2018) pukul 09.02 WIB berita tersebut dicari lebih dari 1.000.000 kali.

Ketika dikonfirmasi bahwa ada yang mempersoalkan puisinya, Sukmawati menjelaskan bahwa yang dia sampaikan di puisi adalah pendapatnya secara jujur.

“Soal kidung ibu pertiwi Indonesia lebih indah dari alunan azanmu, ya boleh saja dong. Nggak selalu orang yang mengalunkan azan itu suaranya merdu. Itu suatu kenyataan. Ini kan seni suara ya. Dan kebetulan yang menempel di kuping saya adalah alunan ibu-ibu bersenandung, itu kok merdu. Itu suatu opini saya sebagai budayawati,” kata Sukmawati.

Sehari setelah mengeluarkan pernyataan itu, Sukmawati pun dilaporkan ke Polda Metro Jaya oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Hanura Amron Asyhari. “Ini telah menghina dan melecehkan kami sebagai umat Islam, saya minta agar polisi segera mengusut kasus ini,” kata Amron.

Tak hanya itu, pengacara bernama Denny Andrian juga melaporkan hal yang sama ke Polda Metro Jaya.

Menurut ahli kajian Islam dan gender Lies Marcoes, kasus ini adalah kasus yang terus berulang-ulang sejak zaman Ki Pandji Kusmin pada 1970 silam.

Ki Pandji Kusmin adalah nama pena pengarang cerpen Langit Makin Mendung, yang diputuskan oleh pengadilan telah menista agama dan melanggar pasal 156 KUHP.

Karena menolak memberitahu siapa sebenarnya Si Pandji Kusmin, Pemimpin Redaksi Majalah Sastra, HB Jassin, diadili sebagai penanggung jawab dan dihukum satu tahun penjara.

Kini pasal yang sama digunakan untuk melaporkan Sukmawati Soekarnoputri. Dalam tanda bukti lapor yang diperoleh BBC, Sukmawati dilaporkan atas tudukan penistaan agama Islam, dengan pasal 156 A KUHP dan atau pasal 16 UU No 40 Tahun 2008 tentang penghapusan diskriminasi ras dan etnis. (Poy)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.