Kamis, 25 April 24

Dipimpin Suprajarto, BRI Ukir Kinerja Cemerlang Sepanjang 2017

Dipimpin Suprajarto, BRI Ukir Kinerja Cemerlang Sepanjang 2017
* Konferensi pers Laporan Keuangan Bank BRI Triwulan IV tahun 2017 yang diselenggarakan di Jakarta Rabu (24/1/2018). (Foto: BRI)

Jakarta, Obsessionnews.com – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI merupakan bank tertua di Indonesia. Bank milik pemerintah ini didirikan pada 16 Desember 1895. Jadi saat ini  BRI berusia lebih dari 122 tahun.

Yang lebih menarik BRI mampu bersaing dengan bank-bank lain yang usianya jauh lebih muda. Bahkan BRI merupakan bank terbesar dengan jaringan terluas di Indonesia. Hingga akhir Desember 2017, BRI tercatat memiliki aset senilai Rp.1.126,2 triliun dengan kapitalisasi pasar mencapai Rp.467 triliun. Dari sisi jaringan, BRI memiliki 10.660 Unit Kerja Operasional, 24.802 ATM, 331.428 EDC, dan lebih dari 300 ribu Agen BRILink yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal itu menjadikan BRI sebagai lembaga keuangan yang terdepan dalam peranannya sebagai agent of development serta peningkatan inklusi dan literasi keuangan di Indonesia.

Suksesi kepemimpinan di tubuh BRI pada tahun 2017 berdampak positif terhadap knerja bank milik pemerintah ini.  Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) BRI yang digelar di Jakarta, Rabu (15/3/2017), mengangkat Suprajarto sebagai Direktur Utama (Dirut). Suprajarto menggantikan Asmawi Syam yang habis masa jabatannya.

Sebelum diangkat menjadi Chief Executive Officer (CEO) BRI, Suprajarto menjabat sebagai Wakil Direktur Utama BNI.

Suprajarto bukan orang baru di BRI. Pria kelahiran 1956 yang mendapatkan gelar S1-S3 dari Universitas Padjadjaran (Unpad) itu sempat menjabat sebagai Direktur Jaringan dan Layanan BRI pada 2007-2015. Selain itu, juga sempat menjadi Pemimpin Wilayah Jakarta- Kantor Wilayah Jakarta 1 BRI pada 2006-2007 dan Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan BRI pada 2005-2006.

Direktur Utama BRI Suprajarto. (Foto: Facebook BRI)

 

Dinakhodai Suprajarto BRI berhasil mengukir kinerja cemerlang di sepanjang tahun buku 2017. BRI mampu membukukan laba bersih secara konsolidasi senilai Rp.29,04 triliun atau tumbuh 10,7% year on year. Hal ini disampaikan pada Press Conference Laporan Keuangan Bank BRI Triwulan IV tahun 2017 yang diselenggarakan di Jakarta pada Rabu (24/1/2018).

Perolehan laba tersebut ini tak lepas dari penyaluran kredit BRI yang tumbuh double digit dan berada di atas rata rata industri perbankan nasional. Tercatat penyaluran kredit BRI secara konsolidasi hingga akhir Desember 2017 sebesar Rp.739,3 triliun atau tumbuh 11,4% dibandingkan penyaluran kredit pada posisi akhir Desember 2016 yang mencapai Rp.663,4 triliun. Penyaluran kredit BRI masih didominasi oleh kredit kepada segmen UMKM yang mencapai 74,6% dari total portofolio kredit BRI. Ini selaras dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), di mana perbankan diharapkan menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik dan terus memberdayakan para pelaku usaha mikro dan kecil.

BRI juga menargetkan porfotolio kredit UMKM terus meningkat hingga mencapai 80% dari total keseluruhan kredit BRI. Loan to deposit ratio (LDR) konsolidasian BRI pun berada di kisaran angka yang ideal, yakni sebesar 87,8%.

Penyaluran kredit BRI secara konsolidasi sebesar Rp.739,3 triliun masih didominasi oleh penyaluran kredit mikro yakni sebesar Rp.239,5 Triliun, kredit konsumer Rp.114,6 Triliun, kredit ritel dan menengah 197,8 triliun dan kredit korporasi Rp.187,4 Triliun. Bank BRI juga tetap prudent, dengan mampu menjaga kualitas kredit yang disalurkan.Hal itu tercermin dari rasio NPL gross konsolidasian pada akhir Desember 2017 sebesar 2,2% atau dibawah rata rata industri perbankan nasional.

BRI juga berhasil menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp.69,4 triliun kepada lebih dari 3,7 juta debitur baru selama periode Januari hingga Desember 2017. Dari jumlah KUR yang telah disalurkan tersebut, sebesar 41% telah digunakan untuk sektor produktif. Apabila dihitung mundur sejak KUR skema baru diluncurkan pada Agustus 2015, BRI telah berhasil menyalurkan KUR skema baru senilai Rp.155 triliun kepada lebih dari 8,6 juta debitur.

Penyaluran kredit yang tumbuh double digit tersebut dapat tercapai selaras dengan kinerja penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang juga tumbuh mencapai double digit. Tercatat, per akhir Desember 2017 DPK BRI secara konsolidasi sebesar Rp.841,7 triliun atau tumbuh 11,5% yoy. Dana murah (CASA) pun masih mendominasi DPK BRI dengan proporsi mencapai 59%. Ini sejalan dengan strategi perseroan dimana memang BRI fokus untuk menghimpun dana dana murah sehingga mampu menekan biaya operasional dan dapat memberikan suku bunga yang kompetitif bagi masyarakat.

Aset perseroan secara konsolidasi pun ikut terkerek naik dari Rp.1.003,6 triliun di akhir 2016 menjadi Rp.1.126,2 triliun di akhir 2017 atau tumbuh sebesar 12,2%.

BRI optimistis di tahun 2018 kredit mampu tumbuh sebesar 10-12% dengan fokus utama tetap pada pemberdayaan UMKM sehingga BRI mampu menjadi salah satu motor penggerak untuk menunjang pertumbuhan perekonomian Indonesia menjadi lebih berkualitas.

Faktor lain yang mendorong kinerja BRI yakni perolehan fee based income (FBI) yang tumbuh 13,2% yoy, dari Rp.9,2 Triliun di akhir 2016 menjadi Rp.10,4 Triliun di akhir 2017. Bank BRI terus meningkatkan porsi sumber sumber pendapatan baru diluar pendapatan bunga, karena trennya suku bunga ke depan akan semakin menurun. Salah satu strateginya yakni dengan memperkuat transaction banking serta pemanfaatan digital banking. (arh)

 

Baca Juga:

Dinakhodai Suprajarto, BRI Semakin Ciamik!

Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk – Suprajarto

Dinahkodai Suprajarto BRI Tampil Meyakinkan

Ini Langkah Suprajarto Bawa BRI Tumbuh Cemerlang

Suprajarto, Nakhoda Baru BRI

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.