Jakarta – Pencarian pesawat AirAsia QZ8501 sudah berlangsung selama sepuluh hari. Badan SAR Nasional (Basarnas) adalah pihak yang paling penting dalam membantu pencarian para korban yang diperkirakan hilang di perairan Selat Karimata, Kalimantan Tengah. Lantas berapa biaya yang dikeluarkan Basarnas dalam proses pencarian tersebut.
Saat ditanya berulang kali mengenai hal itu, Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI FH Bambang Soelistyo tidak pernah mau memberikan jawaban yang pasti. Ia mengatakan persoalan anggaran sudah ada yang mengatur, yang penting kata dia, semua pihak saling membantu dan menolong untuk segera menyelesaikan proses pencarian pesawat.
“Saya tidak akan bicara masalah anggaran dulu. Semua itu sudah (ada anggarannya). Semua yang penting operasi jalan. Semua terdukung,” ujarnya di Jakarta, Selasa (6/1/2015).
Menurutnya, banyak pihak-pihak yang membantu pencarian pesawat AirAsia. Mereka membantu secara sukarela seperti PT Pertamina dan Total yang bersedia membantu untuk pengisian bahan bakar minyak kapal, sehingga kapal-kapal yang beroperasi di wilayah pencarian tidak kehabisan bahan bakar, dan selalu bekerja terus menerus.
Selain itu, bantuan juga datang dari pihak asing yang bersedia mengirimkan kapal dan pesawatnya untuk mencari para korban, dan juga bangkai pesawat. Mereka kata Soelistyo, membantu secara suka rela tanpa meminta biaya. Bahkan, negara-negara asing itu sudah menyiapkan sendiri logistik mereka.
“Seperti kapal asing yang membantu kita itu, mereka menggunakan bahan bakar sendiri. Jadi, mereka punya tanker yang stand by di Selat Karimata sana,” terangnya.
Untuk itu persoalan biaya, menurutnya tidak penting dijelaskan secara rinci, karena dengan banyak yang membantu, anggaran yang dikeluarkan oleh negara menjadi lebih ringan. Dan sejauh ini kata dia, tidak ada kendala dan kekurangan untuk mengunaan alat transportasi.
“Semuanya sudah ada, tinggal bagaimana kita berupaya melakukan pencarian itu,” tandanya. (Abn)
