Beranikah Kedatangan Kaesang ke KPK Dijadikan Penyelidikan Tindak Pidana Pencucian Uang?

Beranikah Kedatangan Kaesang ke KPK Dijadikan Penyelidikan Tindak Pidana Pencucian Uang?
* Kaesang datangi gedung KPK. (Antara)

Oleh: Ida N Kusdianti,  Aktivis Aliansi Rakyat Menggugat (ARM) dan Forum Tanah Air (FTA)

Sepertinya dugaan gratifikasi terhadap pejabat yang disamarkan lewat saudara atau orang terdekat sulit untuk ditelusuri, mengingat keberadaan KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi)  masih berada di bawah kekuatan politik orang nomor satu.

Kaesang memang sudah mendatangi KPK terkait penggunaan jet pribadi bersama istrinya ke Amerika Serikat pada tanggal 18 Agustus 2024. Dari pihak KPK juga belum memberikan perincian terkait klarifikasi, sementara Kaesang saat ditanya oleh media menjawab untuk menanyakan saja kepada KPK.

Keberadaan Presiden yang seharusnya bertanggung jawab pada masyarakat (society responsibility) berubah fungsi menjadi (responsibility in the family). Tanggung jawab dalam keluarga, inilah kecelakaan sejarah yang sedang terjadi ketika seorang calon presiden dikemas sedemikian rupa oleh media berakhir dengan pengkhianatan terhadap rakyat selama menjabat, karena presiden yang terpilih bukan berdasarkan kapabilitas dan integritas tetapi tipuan media belaka.

Hari ini rakyat menunggu good will dari KPK untuk membuktikan bahwa lembaga anti rasuah yang seharusnya menjadi lembaga kebanggaan rakyat masih berpihak pada kepentingan rakyat, bukan disetir oleh penguasa.

Demokrasi yang teracak oleh tirani kekuasaan, sumber daya alam yang terus dikuras habis untuk memenuhi hedonisme para penyelenggara negara dan para cukong cukongnya.

Sudah terlalu banyak penderitaan rakyat akibat ulah korupsi para penyelenggara negara baik yang berada di legislatif maupun eksekutif.

Dan mirisnya dugaan korupsi itu semakin mengemuka, terlihat jelas dan itu ada di lingkungan Istana juga keluarga inti Presiden, beberapa waktu lalu diberitakan tentang Blok Medan, perusahaan tambang Nikel yang ternyata dimiliki oleh putri Presiden (Kahyang Ayu), bersama suaminya, Bobby.

Gibran dengan Fufufafanya membuat rakyat seolah menjadi gagu. Potret generasi muda yang tak punya adab, etika dan moral, menghancurkan wajah putra Indonesia. Kaesang dengan kontroversinya, hidup hedon bersama istri tapi masih berusaha ngeles alias menyangkal. Lengkap sudah, hancurnya negeri ini disebabkan oleh satu keluarga.

Peristiwa buruk ini harus dijadikan lonceng prahara bangsa dengan konsekuensi rakyat berani mengadili Jokowi yang telah merusak nilai-nilai kebangsaan dengan segala kebijakan dan tingkahnya agar di kemudian hari tidak ada peristiwa serupa seperti yang telah terjadi selama satu dekade ini.

Rakyat harus menunjukkan haknya sebagai pemilik kedaulatan tertinggi yang sudah dikebiri oleh elite-elite partai dengan konsensus bersama Presiden membodohi rakyat, sehingga rakyat hanya sebagai objek dan pelengkap penderita. Oleh karena itu, KPK harus berani menjadikan kedatangan Kaesang sebagai entry point (pintu masuk) penyelidikan kasus tindak pidana pencucian uang. []