Jakarta – Ormas besutan mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum, Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI), diklaim mendukung calon presiden nomor urut 2 Joko Widodo (Jokowi) dengan alasan akan melanjutkan program Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Hal itu disampaikan oleh deklarator PPI, Gede Pasek Suardika yang juga Mantan Anggota Komisi III DPR RI dari Partai Demokrat. Pasek mengatakan, pasangan Jokowi-JK, adalah pasangan yang selama ini rasional mengunakan data dalam menyampaikan visi misinya di depan publik mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya.
“Kami mengajak masyarakat untuk menentukan pilihan kepada Jokowi-JK. Karena pasangan capres ini data yang disampaikan sangat rasional. Apalagi JK pernah mendampingi SBY, tentu beliau pasti masih ingat dengan program pembangunan jangka panjang yang selama ini belum tuntas,” ujar Pasek, Minggu (29/6/2014).
Tidak seperti Jokowi, calon presiden nomor urut 1 Prabowo Subianto justru, menyampaikan data yang dinilainya tidak masuk akal mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia, sampai-sampai Prabowo mengunakan semboyan “Indonesia Bangkit” seolah menandakan bahwa selama ini Indonesia terpuruk.
“Artinya melihat dari tagline saja, yakni ‘menuju Indonesia Bangkit’ saya rasa tidak tepat. Seolah-olah saat ini bangsa Indonesia mengalami keterpurukan. Padahal Indonesia, di negara-negara Asia pertumbuhan ekonominya menempati urutan kelima. Ini adalah kemajuan yang luar biasa,” kilah Pasek.
Terlebih, saat Prabowo mengatakan, kebocoran APBN Indonesia mencapai Rp1.000 triliun. Pernyataan itu juga dianggap oleh Pasek tidak masuk akal, karena APBN Indonesia setiap tahunya rata-rata hanya mencapai Rp 1.300 triliun. Sehingga terkesan data yang digunakan tidak valid.
Namun demikian, menanggapi hal itu, juru bicara PPI, Ma’mun Murod mengatakan, PPI adalah Ormas yang tidak mendukung salah satu calon presiden alias independen. PPI saat ini lebih fokus mengawal, kasus hukum Anas, yang sudah masuk ke Pengadilan Tipikor terkait tuduhan kasus korupsi Proyek Hambalang, dan atau proyek-proyek lainya. “PPI, fokus aja ke kasus hukum Anas, nggak usah ikut pilpres-pilpresan,” katanya saat dikonfirmasi. (Abn)
