
Bandung, Obsessionnews – Walikota Bandung Ridwan Kamil menilai perlu adanya standar dalam konteks konvergensi (titik tujuan), sehingga akan menentukan aplikasi yang cocok dan dapat diduplikasi oleh kota lain yang membutuhkan khususnya Pemerintah Daerah.
Hal ini dikatakan Ridwan Kamil usai menjadi pembicara dalam Acara Forum Konvergensi di Gedung IDEC Telkom Jalan Gegerkalong, Bandung, Selasa (18/08/15). Pada acara yang bertema membangun industri konvergen berbasis digital untuk meningkatkan bangsa ini dihadiri pula Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Anggota Komisi I DPR RI Budi Youyastari dan Asisten Deputi Telekomunikasi dan Utilitas Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian
Menurut Emil problem Kota Bandung mirip dengan Surabaya, seperti kedisplinan PNS Kota Bandung sendiri telah memiliki aplikasinya. Lebih dari 320 aplikasi untuk membantu mengatasi problem lainnya yang dianggap cocok untuk diduplikasi Kota Denpasar dan Kota lain di Indonesia.
“Harapan saya ke pemerintah pusat agar ada standar aplikasi yang cocok untuk Pemda dengan begitu nanti lebih hemat dalam pembiayaan,” katanya. Bandung sebagai ketua Smart City Asia Afrika tengah menyiapkan konsep yang di negara-negara lain belum ada.
Konsep tersebut untuk memberikan kemudahan dalam pelayanan kepada masyarakat lebih cepat, tepat dan murah serta mudah. Contoh antrean saat akan memeriksakan diri ke Rumah Sakit sebaiknya menggunakan system SMS saja. Selain itu dikembangkan pula Smartcard berfungsiu untuk membayar SPP.
Menurutnya dengan adanya aplikasi yang memudahkan, mengefisienkan waktu dan mengatasi permasalahan dapat berbagi dengan kota lain melalui Pemerintah pusat. “Kalau di Singapura sudah ada sekitar 1600 aplikasi, maka di Kota Bandung ditargetkan sekitar 600 aplikasi untuk urusan warga. (Dudy Supriyadi)