Jumat, 24 Maret 23

Beberapa Negara Ikuti Illegal Fishing Ala Menteri Susi

Beberapa Negara Ikuti Illegal Fishing Ala Menteri Susi
* Foto: KKP

Jakarta, Obssionnews.com – Negara lain menilai kebijakan yang diberlakukan Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Susi Pudjiastuti soal illegal fishing atau penangkapan ikan secara illegal perlu diapresiasi.

Indonesia telah memuahkan hasil. Tercatat, epanjang 2016 telah menenggelamkan 236 kapal asing maupun lokal ilegal yang melakukan pencurian ikan di perairan nusantara.

Susi Pudjiastuti mengatakan, beberapa negara seperti Tiongkok dan Thailand saat ini tengah meniru kebijakan Indonesia untuk menyelesaikan masalah perikanan di negaranya, yakni dengan membentuk Satuan Tugas, seperti Satgas 115 (Satgas Pemberantasan Illegal Fishing).

Menurutnya, selain memberantas pencurian ikan secara ilegal, kebijakan ini telah mengawali negara-negara lain untuk memulihkan jumlah ikan di negaranya dan kelestarian laut negaranya.

“Beberapa negara melakukan policy penangkapan ikan moratorium secara keras. Seperti Laos, Myanmar juga ikut buat Satgas. Kamboja juga sama. Thailand, China (Tiongkok) dan Vietnam juga ikutan moratorium kapal ikan,” jelas keterangan resmi wanita asal Pangandaran, Jawa Barat ini dalam sharing session dengan wartawan di Komplek Widya Candra, Kamis (6/4/2017).

Tiongkok bahkan sudah sejak tahun lalu memberlakukan moratorium penangkapan ikan di perairannya. Hal itu membuat kapal-kapal ikan dari Negeri Tirai Bambu tersebut berlayar ke perairan jauh. Begitu pun dengan Thailand.

“Saya lihat China dan Thailand ketatkan penangkapan ikan luar biasa, China sudah moratorium. Terus apa kemudian boleh tangkap ikan di laut kita? Ya enggak boleh, kita tangkap. Enak saja mereka yang panen ikan kita,” ucapya.

Efek dari keberhasilan pemberantasan illegal fishing tersebut, tentunya berdampak positif pada hasil tangkapan. Terutama jumlah ikan yang melimpah.

“Di Ambon, di pinggirannya saja rata-rata sudah bisa nangkap ikan yang beratnya 4 kg. Kalau policy dijaga, bisa-bisa tuna ada di pinggiran dengan bobot 30 kg. Akan tetapi harus monitor terus stok ikannya. Cerita lama yang kembali diulang-ulang, yang katanya ABK dari 1.032 kapal eks asing nganggur itu harus dikoreksi. Di Ambon banyak orang nangkap ikan pakai tombak, bisa dapat 10-20 kg, saking banyaknya,” ungkapnya.

Menteri Susi menilai Indonesia harus terus melakukan evaluasi dari kebijakan-kebijakan yang telah dikeluarkan. Profesi nelayan, yang merupakan stakeholder langsung kebijakannya, perlu diperhatikan. Oleh karenanya, KKP membuat program asuransi nelayan.

“Di laut, nelayan jarang tahu apa itu asuransi nelayan. Setiap saya ke daerah, pokoknya saya minta info pemda setempat, daerah mana saja yang nelayannya belum didaftarkan asuransi. Kalau ABK kapal gak masuk asuransi, karena dia anak buah kapal dari perusahaannya,” ujar Susi.

Menteri Susi menyadari banyak pihak yang kontradiktif dengan kebijakannya. Ia tetap optimis bahwa perikanan Indonesia pasti pulih dan kembali berjaya tanpa merusak laut dan biota yang berada di dalamnya.

“Nelayan di Jawa kan susah karena overfishing. Cantrang berhenti. Tapi akan pulih kembali seperti Indonesia Timur. Saya berani menolak kerja sama dengan mendatangkan kapal Super Purseine dari Tiongkok 1000 kapal, rata-rata 800-1000 GT, jaringnya sama dengan Viking yang panjangnya 9.900 km. Apa untung super purseine? Hanya habiskan SDA kita. Kita mau perikanan tumbuh berkelanjutan,” jelasnya.

Menteri Susi menyadari ada oknum-oknum yang bermain dan menentang kebijakan KKP yang sudah baik tersebut. Kebijakan KKP banyak tersendat, karena ada penyelewengan yang sudah menjadi budaya.

“Saya tahu masih ada oknum KKP dan petugas yang masih mau main-main. Dalam birokrasi, hal-hal seperti itu sekarang harus dihilangkan. Semestinya fight bersama,” imbuhnya.

Menteri Susi juga menjelaskan tujuannya melakukan kunjungan kerja ke Jepang minggu depan. Kunjungannya kali ini, adalah melakukan negoisasi dan pendekatan kepada pengusaha Jepang untuk mengajak investasi di Indonesia berupa radar canggih untuk mendeteksi semua benda di laut, termasuk kapal-kapal pencuri ikan.

Menurutnya hal itu untuk menghindari kejadian serupa di Raja Ampat yang telah merusak terumbu karang akibat kandasnya kapal MV Caledonia Sky.

“Mau minta radar kayak yang sudah dipasang di Wakatobi, jadi model kapal kayak yang kemarin di Raja Ampat bisa terdeksi ke mana dari jarak 250 km, bisa deteksi kapal masuk ke titik yang jadi konservasi,” ucapnya. (Popi)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.