Selasa, 28 Maret 23

BCA Penyelenggara Laku Pandai

BCA Penyelenggara Laku Pandai
* Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja (kedua dari kanan). (Foto: Fikar Azmi/obsessionnews.com)

Jakarta, Obsessionnews – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) meluncurkan program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif (Laku Pandai) untuk disasarkan pada masyarakat yang belum mengenal, menggunakan, atau mendapatkan layanan perbankan dan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank), dan didukung dengan penggunaan sarana teknologi informasi.

“Laku Pandai akan menyediakan produk-produk keuangan yang sederhana, mudah dipahami dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang belum terjangkau layanan keuangan saat ini,” kata Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D. Hadad di Jakarta, Kamis (26/3/2015).

Laku Pandai juga bisa memenuhi kebutuhan masyarakat untuk menyimpan dan memanfaatkan uang yang dimilikinya dengan lebih murah, aman, dan cepat. Masyarakat di daerah plural atau remote area juga diharapkan bisa terbebas dari jeratan lintah darat yang selama ini menyulitkan kehidupan mereka dengan bunga pinjaman yang tinggi.

PT Bank Central Asia Tbk (BCA) salah satu bank yang berkomitmen dan sudah mendapatkan persetujuan menjadi penyelenggara Laku Pandai. Pada tahap awal bank dengan kode emiten BBCA ini akan menjalankan Laku Pandai di Grobogan, Jawa Tengah, 6 April 2015.

BCA mengimplementasikan Laku Pandai dengan menggunakan media kartu bernama Laku. Kartu ini dinilai lebih mudah digunakan bagi masyarakat di pedesaan, selain mengantisipasi infrastruktur listrik dan telekomunikasi yang terbatas juga sebagai pembeda dengan Layanan Keuangan Digital (LKD).

“Menurut kami, kartu mudah dibawa ke mana saja, sekaligus kami juga mendukung gerakan non tunai. Kartu tersebut akan dijual seharga Rp 2 ribu per kartu,” ujar Presiden Direktur BCA Jahja Setiaadmadja.

Kartu tersebut nantinya dapat digunakan pengguna Laku Pandai untuk melakukan transaksi keuangan dasar (Basic Saving Account/BSA), seperti menabung, menarik uang, dan mengirim uang dengan mendatangi agen-agen yang ditunjuk BCA sebagai penghimpun dana mereka.

Layanan dengan karakteristik BSA antara lain tanpa batas minimum baik untuk saldo maupun transaksi setor tunai. Ada batas maksimum saldo dan transaksi pendebetan rekening yang ditetapkan oleh bank, namun kedua batas tersebut tidak boleh melebihi batas yang ditetapkan oleh Peraturan OJK (POJK), yaitu untuk saldo setiap saat maksimal Rp 20juta dan untuk transaksi debet kumulatif selama sebulan maksimal Rp 5 juta. Tanpa biaya administrasi bulanan dan tidak dikenakan biaya untuk pembukaan dan penutupan rekening, dan transaksi pengkreditan rekening.

Sistemnya sendiri terpisah dengan sistem operasional layanan reguler BCA. “Kartu Laku tidak bisa dipakai di ATM, harus di agen,” tutur Jahja.

Ia berharap dengan adanya kartu Laku, masyarakat yang tadinya belum menggunakan layanan keuangan bisa mulai belajar mengelola keuangannya.

Jahja menggarisbawahi pihaknya tidak menargetkan volume transaksi lini bisnis ini lantaran ini adalah dunia baru bagi BCA untuk masuk ke daerah plural atau remote area yang tidak bankable.

“Kami sadar masih baru di bisnis ini, masih baby. Kami belum berpengalaman. Jadi kami harus melihat dulu, melakukan studi agar bisa membuat produk yang sesederhana mungkin,” ujar bankir yang terpilih terpilih sebagai ‘Best of the Best Individual Achievers bidang Ekonomi’ dalam acara Malam Anugerah Obsession Awards 2015 di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta, Kamis (19/3/2015), tersebut.

Kendati demikian Jahja mengatakan, pihaknya tak akan main-main. Agen Laku Pandai akan dipilih yang memiliki kemampuan, kredibilitas, reputasi, dan integritas serta dididik agar mampu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menabung secara rutin karena agen adalah ujung tombak di program tersebut.

BCA  bahkan membentuk tim khusus untuk mengajarkan para agennya agar bisa membantu mengatur keuangan para nasabah baru di Laku Pandai, sehingga masyarakat mendapat nilai lebih dari program ini.

Bank yang berafiliasi dengan Grup Djarum ini menargetkan 3 ribu agen Laku Pandai hingga akhir tahun 2015, terutama untuk melakukan penetrasi pasar keuangan di wilayah terpencil.

“Kami tidak berani menjanjikan jumlah agen yang spektakuler jumlahnya. Kami ingin mengutamakan kualitas ketimbang kuantitas. Tidak sekadar cari agen. Ini prosesnya lamban dibandingkan jualan produk,” tuturnya.

Jahja berharap BCA bisa mendapat 19 juta hingga 20 juta nasabah, di mana setiap agen nantinya dapat menangani sekitar 200 nasabah, setidaknya meningkat menjadi 32 ribu selama tiga-empat tahun mendatang.

Ke depan BCA juga akan mengembangkan layanan kredit mikro dan asuransi mikro, sehingga masyarakat tidak hanya memahami tabungan ataupun simpanan, tetapi juga mengerti produk keuangan lainnya.

Hingga akhir tahun 2015 BCA akan merambah kota-kota di Jawa, seperti Jombang (Jawa Timur), Jepara (Jawa Tengah), Wonogiri (Jawa Tengah), dan Wonosari (Yogyakarta).

Selain BCA, ada tiga bank lain yang akan meluncurkan Laku Pandai, yakni PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk (BTPN). (Gia)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.