Jumat, 19 April 24

Bayi Anoa Lahir di Anoa Breeding Centre, Menteri LHK: Wujud Nyata Keberhasilan Konservasi Satwa

Bayi Anoa Lahir di Anoa Breeding Centre, Menteri LHK: Wujud Nyata Keberhasilan Konservasi Satwa
* Bayi anoa (Buballus sp.) telah lahir di Anoa Breeding Centre Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (ABC BPSILHK) Manado pada 16 Januari 2023. (Foto: Humas KLHK)

Obsessionnews.com – Satu individu bayi anoa (Buballus sp.) telah lahir di Anoa Breeding Centre Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan (ABC BPSILHK) Manado pada 16 Januari 2023. Raden, bayi anoa jantan ini lahir dengan berat 6,1 kg dan panjang badan 52 cm. Nama Raden diberikan oleh Menteri LHK Siti Nurbaya, diambil dari nama induknya, Rambo dan Denok.

Kelahiran bayi anoa ini merupakan kelahiran ke-4 pasca peresmian ABC oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya pada 5 Februari 2015 lalu. Bayi anoa pertama lahir pada 7 Februari 2017 dan diberi nama Maesa oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Bayi anoa kedua lahir pada 8 November 2017 dan diberi nama Anara oleh Anggota Dewan Pertimbangan Presiden, Jan Darmadi yang didampingi oleh Menteri LHK.

Bayi ketiga lahir pada 25 Juli 2018 dan diberi nama Deandra oleh Menteri Koordinator Bidang perekonomian, Darmin Nasution. Serta kelahiran Raden, bayi anoa keempat yang diberikan nama langsung oleh Menteri LHK. Saat ini, jumlah anoa di ABC sebanyak 9 individu dengan komposisi 4 jantan dan 5 betina.

Anoa merupakan satwa endemik Sulawesi dan dilindungi berdasarkan Peraturan Menteri LHK RI Nomor: P.106/Menlhk/Setjen/Kum.1/12/2018 tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungi. Anoa juga digolongkan sebagai satwa terancam punah dalam IUCN Red List of Threatened Animal dan masuk ke dalam Appendix I CITES. Kelahiran bayi anoa ini merupakan wujud nyata keberhasilan upaya konservasi satwa dan menjadi harapan baru dalam peningkatan populasi anoa.

“Kelahiran anoa ini tentu saja membawa angin segar dan harapan baru bagi konservasi terutama peningkatan populasi anoa secara eksitu, mengingat populasi anoa di alam diperkirakan menurun karena perburuan. Berdasarkan data IUCN Red list diperkirakan populasi anoa di seluruh wilayah Sulawesi tidak lebih 2.500 individu. Kami mengucapkan terima kasih kepada Direktur KKHSG Ditjen KSDAE yang telah memberikan bimbingan dan arahan, BPSILHK Manado, dan pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam pengelolaan ABC,” ujar Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Utara, Askhari Dg Masikki, saat Konferensi Pers di Manado (02/02/2023).

Guna mendukung upaya konservasi anoa di Sulawesi, BKSDA Sulawesi Utara bekerja sama dengan BPSILHK Manado dalam pengelolaan ABC. Selain itu, ABC juga mendapat dukungan dari beberapa pihak swasta.

“Pelestarian anoa di ABC juga mendapat dukungan dari mitra PT Cargill Indonesia-Amurang. Kedepannya pengelolaan ABC akan terus dilakukan untuk pengembangan standar pengelolaan Anoa secara eksitu, terutama yang berkaitan dengan standar kesehatan dan standar sarana prasarana untuk kesejahteraan satwa anoa. Atas keberhasilan ini, kami memberikan apresiasi yang tinggi untuk tim BKSDA Sulawesi Utara dan tim ABC BPSILHK Manado serta mitra kerjasama yang terus turut berkontribusi dalam konservasi anoa sebagai satwa endemik yang dilindungi,” ungkap Kepala BPSILHK Manado, Heru Setiawan. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.