Bekasi, Obsessionnews – Demam batu akik yang melanda Indonesia membawa berkah bagi banyak orang, karena menciptakan lapangan kerja. Salah satu contohnya adalah Manurung, warga perumahan Bumi Sani Permai, Desa Setia Mekar, Kecamatan Tambun Selatan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Semula ia sopir angkot. Karena sepi penumpang, pada Januari 2015 ia berhenti menjadi sopir angkot, dan beralih ke bisnis batu akik.
Manurung bersama isterinya, Rosita, mengelola bisnis batu akik kecil-kecilan di rumah kontrakannya. Bermodal Rp 500 ribu Manurung membeli bongkahan batu akik jenis akik sungai dareh, giok air, bunga matahari, sarang tawon merah, ati ayam, dan lain sebagainya. Harganya Rp 20 ribu – Rp 50 ribu per buah. Selain itu juga berjualan ikatan batu akik Rp 70 ribu per buah.
“Banyak orang yang suka batu akik. Penjualan bongkahan batu akik rata-rata Rp 500 ribu per hari. Alhamdulillah,” kata Rosita kepada obsessionnews.com, Minggu (31/5/2015) malam.
Tak sekadar berjualan batu akik, Manurung juga menjadi perajin batu akik. Ia belajar mengolah batu akik dari seorang temannya. Setelah cukup mahir, Manurung lalu membeli sebuah gerinda seharga Rp 350 ribu untuk mengolah batu akik. Ia memasang tarif Rp 20 ribu per batu akik. Sehari-hari rata-rata ia mendapat 10 order.
Tak semua order mengolah batu akik dikerjakannya sendiri. Manurung dibantu oleh seorang tetangganya, Idris. Manurung dan Idris mengolah batu akik dari siang hingga larut malam.
Berkat bisnis batu akik Manurung lancar memberi nafkah untuk keluarganya. (Arif RH)