Jakarta, Obsessionnews – Politikus Partai Gerindra Habiburokhman menjadi pusat perhatian ribuan orang yang berada di Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat. Sore itu semua mata tertuju pada dirinya. Semua orang berdebar-debar menanti Habib, panggilan akrabnya, yang akan terjun dari puncak Monas.
Namun, aksi terjun bebas dari Monas tersebut tidak akan pernah terjadi. Sebab, secara diam-diam Habib meninggalkan kerumunan orang itu. Kabur. Dia membatalkan melaksanakan janjinya terjun dari Monas. Ia lalu melompati pagar Monas dan berkata,”Diralat yahh….Saya mau loncat Monas bukan dari tugunya…Tapi dari pagarnya….He he he….Penonton kecewa.”
Itulah salah satu meme tentang janji Habib terjun dari Monas yang akhir-akhir ini marak di media sosial (medsos).
Dalam tiga bulan terakhir ini Habib tenar di medsos. Tetapi, popularitasnya itu negatif, yakni berjanji akan terjun dari Monas alias bunuh diri. Janji itu dinyatakannya terkait gerakan pengumpulan sejuta KTP yang dilakukan relawan Teman Ahok untuk mendukung Ahok, sapaan akrab Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, untuk maju di Pilkada DKI 2017.
Habib memandang sebelah mata terhadap manuver Teman Ahok tersebut. Dia tak yakin Teman Ahok mampu memperoleh KTP dalam jumlah besar yang mencukupi mendukung Ahok maju di Pilkada DKI.
Teman Ahok secara rutin meng-up date perolehan KTP di situs resminya, www.temanahok.com dan di akun Twitter, @temanAhok. Tapi, Habib tidak percaya pada data itu. Dan bahkan ia menuding Teman Ahok hanya pintar omong doang (omdo).
“12) Saya berani terjun bebas dari Puncak Monas kalau KTP dukung Ahok beneran cukup untuk nyalon. #KTPdukungAhokcumaomdo???” tulis Ketua Departemen Advokasi DPP Partai Gerindra itu di akun Twitternya, @habiburokhman, Jumat (26/2/2016).
Akibat janjinya itu Habib di-bully di medsos. Berbagai meme tentang Habib dan Monas berseliweran di medsos. Selain itu para netizen ramai-ramai menagih janjinya tersebut. Habib marah, dan ia semakin gencar menyerang Ahok dan Teman Ahok.
Ahok tidak menjadi kader partai politik (parpol) apa pun setelah hengkang dari Partai Gerindra pada tahun 2014. Dia memutuskan akan maju di Pilkada DKI 2017 melalui jalur independen. Ahok memilih Kepala Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) DKI, Heru Budi Hartono, sebagai wakilnya.
Duet Ahok-Heru yang diusung Teman Ahok dideklarasikan pada Senin (7/3) lalu. Untuk itu Ahok-Heru membutuhkan dukungan sejuta KTP sebagai syarat maju lewat jalur independen. Pengumpulan KTP dilakukan di seluruh kelurahan di wilayah DKI, mal, restoraan, dan lain-lain.
Belum genap tiga bulan dukungan KTP untuk Ahok-Heru telah mencapai angka yang menakjubkan, yakni mendekati angka sejuta. Data yang dirilis Teman Ahok menyebutkan hingga Kamis (26/5) total terkumpul 895.213 KTP atau 89,53%. Tinggal 104.787 KTP lagi atau 10,47% untuk mencapai sejuta. Ditargetkan sejuta KTP akan tercapai pada Juni mendatang.
Perolehan KTP tersebut melampaui persyaratan minimum dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang menetapkan calon independen di Pilkada DKI 2017 didukung minimum 532.000 KTP. Meskipun demikian Teman Ahok tetap bekerja mengumpulkan sejuta KTP sesuai target awal. Alasannya apabila ada KTP yang diverifikasi KPUD DKI dan dianggap tak memenuhi syarat, masih ada stok.
Ahok-Heru juga mendapat dukungan tanpa syarat dari Partai Nasdem dan Partai Hanura. Kedua partai ini membantu Teman Ahok dalam percepatan pengumpulan sejuta KTP. (arh, @arif_rhakim)
Baca Juga:
Golkar Ingin Kadernya Dampingi Ahok
Hasil Survei Golkar: Ahok Raih Peringkat Pertama
Wow! Ahok Disebut Pemimpin ‘Bajingan’
Koalisi Indonesia Hoki Kutuk Demo Anti Ahok yang Anarkis
DPR Sesalkan Demo Anti Ahok yang Ricuh
