
Imar
Jakarta-Meski menjadi negara tetangga yang berbatasan darat, perdagangan antara Indonesia dan Papua Nugini masih relatif kecil yaitu sekitar USD 257 juta. Bahkan, dalam perdagangan 10 tahun terakhir telah berfluktuasi dari hanya USD 40,6 juta pada tahun 2001 hingga mencapai titik tertinggi sebesar USD 443 juta pada tahun 2011.
“Jelas ada banyak potensi yang belum dimanfaatkan untuk kerjasama diantara Indonesia-Papua Nugini. Kita perlu menemukan jalan kolaborasi yang baru untuk memastikan hubungan bisnis yang lebih stabil dan berkelanjutan. Ada beberapa sektor yang kita dapat kembangkan bersama-sama seperti pertanian dan energi,”kata Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto
usai menerima kunjungan 100 orang delegasi bisnis yang dipimpin langsung oleh Perdana Menteri Papua Nugini, Peter Charles Paire di Jakarta, Selasa (18/6/2013).
Para delegasi bisnis dari PNG dalam kunjungan kali ini bergerak di bidang perhubungan (transportasi dan logistik, baik udara maupun laut), energi listrik minyak dan gas (LNG).
Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari kunjungan Menteri BUMN Papua Nugini Mei Lalu yang mengagendakan sejumlah kerjasama, antara lain pembukaan jalur penerbangan kerjasama Air Nugini dengan Garuda Indonesia dari Jakarta, Port Moresby dan Denpasar, Supply listrik dan pembangkit listrik di Jayapura ke Vanimo dan Aitape, Kemitraan pengembangan eksplorasi pertambangan dan industri pertanian di daerah sekitar perbatasan RI-Papua Nugini, Pembangunan jalan darat dari utara ke selatan di daerah perbatasan Papaua Nugini, serta Peluang kerjasama investasi lintas batas di bidang telekomunikasi, energi dan pariwisata serta sektor lain yang menjadi kepentingan kedua negara.
Sementara itu, dengan adanya kebutuhan untuk mengembangkan interaksi bisnis diantara kedua negara, telah ditandatangi Nota Kesepahaman (MoU) oleh Ketua Umum Kadin Indonesia Suryo Bambang Sulisto dan Presiden Kadin Papua Nugini John Leahy. Tujuan dari penandatanganan itu adalah untuk mempromosikan dan meningkatkan kemitraan kolaboratif dalam perdagangan dan industri antara kedua negara.
“Dengan ditandatanganinya MoU tersebut, kedua pihak bisa bertukar data dan informasi bisnis secara berkala, meningkatkan perdagangan dan investasi serta memfasilitasi dan memberikan bantuan untuk pelaksanaan misi perdagangan, pameran dan kegiatan bisnis lainnya,”pungkasnya.