
Pekalongan, Obsessionnews – Hujan yang melanda beberapa hari terakhir membuat sebagian daerah di Kabupaten Pekalongan dilanda banjir. Salah satu daerah terparah adalah Desa Mulyorejo, Kecamatan Tirto. Banjir yang terjadi merendam rumah warga hingga ketinggian 30 cm.
Menurut seorang warga, Asep (35), Desa Mulyorejo memang seringkali menjadi langganan banjir jika memasuki musim ghujan.
“Desa ini sering banjir. Sejak dari dulu langganan banjir. Sebelah rumah saya aja masih tergenang air,” ujar Asep kepada obsessionnews.com, Rabu (11/2).
Di tempat terpisah Kepala Desa Mulyorejo, Mubarok, ketika dihubungi di kediamannya menjelaskan dalam empat tahun terakhir desanya menjadi langganan banjir. Tiap kali turun hujan desa itu cepat banjir hingga memasuki pemukiman warga.
Banjir menjadikan berbagai fasilitas di Desa Mulyorejo menjadi terbelengkalai, SDN 1 Mulyorejo yang tergenang air hingga Rabu (11/2).
Sebelumnya desa tersebut dilanda banjir selama sebulan ejak awal Januari 2015. Mubarok menceritakan banjir bulan lalu membuat banyak petani tambak di daerahnya gagal panen yang disebabkan hanyutnya bibit ikan bersama banjir.
“Petani di sini cuma bisa bengong melihat tambaknya ludes kena banjir,” tutur Mubarok.
Akibatnya petani tambak tidak dapat memanen ikan bandeng, nila dan udang vaname yang notabene merupakan hasil produksi khas petani tambak Mulyorejo. Antisipasi yang dilakukan para petani berupa penanaman mangrove di tambak dapat dikatakan sia-sia.
“Kami sudah menanam mangrove, tapi karena masih kecil-kecil jadi ndak bisa ngurangi banjir, terangnya.
Pemerintah Kabupaten Pekalongan menganggarkan dana sebesar Rp 9,13 miliar untuk perbaikan jaringan irigasi, rawa dan jaringan pengairan lainnya. Rincian dana tersebut adalah Rp 6 miliar dari APBD 2015 dan Rp 3,13 miliar dari Dana Alokasi Khusus (DAK). Diharapkan pada tahun ini penanganan terhadap banjir dapat berdampak secara efektif mengingat banyaknya warga terkena banjir yang berprofesi sebagai petani tambak. (Yusuf Isrin Hanggara)