Sabtu, 9 Desember 23

Banjir dan Macet di DKI, Ahok Jangan Cuma Omdo

Banjir dan Macet di DKI, Ahok Jangan Cuma Omdo

Jakarta, Obsessionnews – Wilayah DKI Jakarta sudah tiga kali ditenggelamkan oleh banjir selama Gubernur Basuki Tjahja Purnama (Ahok) memimpin Jakarta. Untuk peristiwa banjir yang menenggelamkan Ibukota RI hingga jalan sekitar Istana tengelam ini, Ahok punya alasan kalau pompa air di Waduk Pluit yang jumlahnya 12 buah ternyata ternyata hanya 2 pompa air yang bekerja yang lainnya tidak berfungsi serta belum selesainya tanggul penahan banjir Rob.

“Dan yang paling hebat Ahok ngeles (beralasan- red) kalau Istana kebanjiran karena ada sabotase. Lho katanya gaji PNS DKI Jakarta sudah dinaikkan, masa’ disabotase sih oleh penjaga pintu air,” ungkap Ketua DPP Partai Gerindra FX Arief Poyuono dalam pernyataan persnya yang dikirim ke Obsessionnews.com, Selasa (10/2/2015).

“Kalau kita simak secara seksama jika hampir 3 tahun memimpin Jakarta untuk Ahok, masa’ tidak punya skala prioritas untuk menyelesaikan problen utama yang dihadapi oleh Ibukota Jakarta utama seperti banjir dan kemacetan jika banjir,” tambahnya.

Selain itu, lanjut Poyuono, prioritas mana yang harus diselesaikan masa selama 3 tahun memimpin Jakarta cuma bisa memfungsikan 2 pompa air dan tanggul tidak dibuat. “Lalu masyarakat masih belum lupa lho kalau Jokowi ketika masih menjabat Gubenur DKI Jakarta secara sok tahu mengatakan kalau menanggulangi banjir dan macet itu tidak susah-susah amat asal digunakan APBD dengan baik untuk mengatasi banjir dan macet di Jakarta,” sindir Ketua DPP Gerindra.

“Begitu juga lho waktu banjir diera Jokowi dengan gaya kamuflasenya Jokowi sidak ke area Pompa air dan kemudian penyebab banjir dikatakan juga oleh Jokowi karena Pompa penyedot airnya hanya berfungsi 2 buah dan yang lainnya tidak berfungsi,” bebernya pula.

“Nah. sekarang kita tahu ‘kan bahwa memanage Jakarta untuk meminimalkan banjir dan macet bukan hal yang susah amat seperti yang dikatakan Ahok ataupun Jokowi,” tagih Arief.

Ia pun menilai, mungkin dalam membuat alasan untuk nipu masyarakat sangat gampang jika Jakarta tenggelam saat musim penghujan datang misalnya pompa air rusak dan tidak optimal atau menyalahkan orang lain dengan mengatakan ada sabotase.

“Karena itu tolonglah Ahok itu jangan Omdo (omong doang) saja dan berprilakulah sopan bercirikan ketimuran Indonesia dalan memimpin Jakarta. Karena dari pengalaman sudah 3 kali Jakarta tenggelam, artinya Ahok itu sudah gagal dan cuma omong gede saja tanpa bukti progres penanggulangan banjir yang konkrit dalam menentukan skala prioritas dalam mengatasi problem utama Ibukota Jakarta,” tuturnya.

Dan sebaiknya, tutur Arief, DPRD DKI Jakarta sebagai pemegang mandat rakyat Jakarta segera membentuk Pansus untuk meminta pertanggungjawaban Ahok terkait hanya 2  pompa penyedot air yang berfungsi dan yang lainnya tidak berfungsi. (Ars)

Related posts