
A.Rapiudin
Jakarta– Rakyat Indonesia patut bersyukur kondisi keamanan Indonesia saat ini cukup bagus, meski masih ada sedikit kekerasan dan bentrokan di masyarakat. Jika dibandingkan dengan Mesir yang ingin menjadi negara demokratis dengan memakan banyak korban, Indonesia tidaklah demikian.
“Bahkan, saat masa transisi dan peralihan orde baru ke era reformasi dapat berjalan mulus dan tidak menelan banyak korban,” ujar Wakil Ketua MPR Melani Leimina Suharli di Jakarta, Selasa (30/7).
Menurutnya, di tengah kemajuan ekonomi yang dicapai bangsa Indonesia saat ini, ada satu hal yang patut menjadi keprihatinan semua pihak, yakni mulai terkikisnya rasa nasionalisme di kalangan anak muda. Dari sisi tingkat pendidikan anak-anak muda sekarang tak perlu diragukan lagi lebih tinggi dibanding generasi tua. Tetapi, sayangnya rasa nasionalisme mulai lutur karena pengaruh globalisasi.
“Untuk membangkitkan kembali rasa nasionalisme di kalangan anak muda, pimpinan MPR menyosialisasikan empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tungal Ika, dan NKRI,” terang Melani.
Melani menyadari tidak mungkin MPR terus menerus melakukan sosialisasi empat pilar kebangsaan kepada masyarakat. Sebab, pada dasarnya MPR hanya sebagai pencetus saja. Karena itu, perlu ada suatu lembaga tersendiri semacam BP 7 untuk meneruskan sosialisasi empat pilar kebangsaan tersebut. Apalagi, MPR tidak punya struktur ke bawah sehingga menyulitkan jangkauan sosialisasi.