Jumat, 26 April 24

Bangga, Tiga Siswa Penemu Obat Kanker Ini akan Dapat Penghargaan

Bangga, Tiga Siswa Penemu Obat Kanker Ini akan Dapat Penghargaan
* Siswa dan siswi SMAN 2 Palangkaraya penemu ramuan tradisional khas dayak Kalteng berupa akar pohon bajakah saat bertemu Gubernur Kalteng, H Sugianto Sabran di Istana Isen Mulang, Selasa (13/8/2019) malam. (Foto: dok humas pemprov Kalteng)

Jakarta, Obsessionnews.com – Rasa senang tengah dialami oleh tiga siswa SMAN 2 Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Setelah sukses meraih medali emas juara dunia atas karya ilmiah menemukan obat penyembuh kanker dari tanaman bajakah di Seoul, Korea Selatan, ketiga siswa tersebut akan mendapat pengharagaan dari Kementerian Pendidikan.

Ketiga siswa masing-masing bernama Yazid, Anggi, Aysa itu akan berangkat ke Jakarta bersama kepala Sekolah SMAN 2 Palangkaraya, untuk menghadiri undangan dari Kementerian Pendidikan, Jumat (16/8/2019).

Kepala Sekolah SMAN 2 Palangkaraya Mi’razulhaidi mengatakan, pihaknya sudah menerima undangan resmi dari Kementerian Pendidikan. Rencananya besok keberangkatan tidak bisa bersamaan, karena berbeda maskapai penerbangan dan jam penerbangan ke Jakarta.

“Besok saya akan mendampingi ketiga siswa didik kami, bahkan orangtua juga akan turut mendampingi anak-anak,” kata Mi’razulhaidi dilansir dari Kompas.com, Kamis (15/8/2019).

Pihak sekolah sudah melakukan koordinasi ulang ke Kementerian Pendidikan dan juga sudah mengkonfirmasi undangan tersebut dan berkoordinasi ulang dengan Kementerian Pendidikan. Pihaknya menyampaikan ucapan terima kasih atas apresiasi yang diberikan oleh Kemendikbud tersebut.

Anggi dan Aysa mengaku sudah mempersiapkan segala keperluan pribadi serta beberapa materi lainnya yang akan disampaikan pada saat berhadapan dengan menteri pendidikan.

“Kami diminta untuk bahan presentasi terkait dengan apa yang sudah kami raih saat di Seoul, Korea Selatan. Terus kami juga diminta untuk menggunakan pakaian adat sederhana,” ujar Anggi dan Aysa.

Ibunda Yazid malah merasa gundah pasca-pemberitaan mengenai anaknya dan kayu Bajakah. Hingga saat ini sangat banyak orang berdatangan ke rumahnya untuk meminta bantuan, sementara bahannya sudah habis.

“Ada senang ada juga sedihnya. Senang karena Yazid dapat penghargaan dan sedih karena enggak bisa membantu orang yang membutuhkan kayu Bajakah itu, karena bahannya habis,” ujarnya. (Has)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.