Jumat, 19 April 24

Bangga dengan TNI

Bangga dengan TNI

Oleh: Rektor ITS Prof Dr Joni Hermana

Beruntung sekali saya bersama beberapa Rektor yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia diundang untuk menghadiri HUT TNI yang ke 72 di Cilegon, Banten tanggal 5 Oktober 2017 kemarin.
Saya katakan beruntung karena perayaan HUT TNI kali ini tidak hanya sekedar menggelar kekuatan pasukan dan peralatan tempur, tetapi juga lebih humanis dan membumi. Bertemakan slogan “Bersama Rakyat TNI Kuat”, TNI telah berhasil menarik minat banyak pihak masyarakat untuk datang menyaksikan sendiri kehebatan pasukan kebanggaannya.
Pertunjukan dikemas menggunakan teknologi terkini untuk menampilkan secara utuh ketangkasan para prajurit maupun sejarah perjalanan TNI, yaitu sejak berdirinya jaman Jenderal Sudirman tahun 1945 yang lalu. Semuanya benar-benar memukau pengunjung yang berjubel, sehingga kami nyaris lupa kalau yang menjadi “aktor dan aktris”-nya adalah prajurit TNI dan ini bukan sandiwara sesungguhnya!
Sangat terharu bagaimana perjuangan sang Jendral yang fenomenal ini (diperankan khusus oleh cucu Jendral Sudirman sendiri) ditampilkan dalam drama kolosal tentang Perjalanan TNI dari masa ke masa. Pesannya jelas, dan telah berhasil mengingatkan kita tentang cita-cita tulus para pendahulu kita dahulu dalam membela negara ini. Aspek religius sangat kentara dimunculkan bahkan dengan mengutip 3 prinsip yang selalu menjadi pegangan Sang Jendral saat melawan penjajah, yaitu: Selalu dalam keadaan bersuci (wudlu), shalat tepat waktu dan satu lagi, mencintai apa yang diperjuangkannya semata untuk rakyat dengan sepenuh hati. Itulah “jimat” Jendral Sudirman saat menggagalkan agresi Belanda di Jogjakarta dan sekitarnya. Sebagai generasi penerus, hal ini menjadi pengingat kita bahwa sesungguhnya hanya karena kedekatan kita padaNYA lah maka pertolongan dan kekuatan untuk bertahan dan memenangkan pertarungan akan hadir. Walaupun dalam keadaan yang sangat terbatas, baik peralatan maupun kekuatan yang kita miliki, apalagi bila dibandingkan dengan kekuatan lawan yang dihadapi yang sangat tidak seimbang, kita tidak boleh takut apalagi menyerah. Allahu akbar!
Perayaan HUT yang dihadiri oleh RI1 dan RI2 ini, menampilkan berbagai kehebatan pasukan kita, dari mulai  mempraktekkan ilmu “warisan” nenek moyang (silat dan debus), penanganan teroris, penyusupan dari darat, laut maupun udara. Bahkan pasukan Kopasus terjun dengan anjing pemburunya yang benar-benar terlatih. Semua pasukan elit ditampilkan oleh masing2 angkatan seolah tidak mau kalah dalam menunjukkan kehebatan mereka. Pendek kata, kalau melihat pasukan kita, para petinggi negara sahabat dari berbagai negara pastilah “ngeri” juga dalam hatinya. Karena boleh jadi, pasukan mereka tidak sehebat atau “sebonek” pasukan elit kita.
Pertunjukkan diakhiri dengan kehebatan 6 pesawat akrobatik Jupiters termasuk juga pesawat tempur Falcon yang manuvernya sangat berani dan berbahaya. Selain itu, peralatan tempur militer yang sebagian adalah karya anak bangsa juga diperagakan dengan berbagai tembakan yang memekakkan telinga. Wah, jadi semangat mendorong civas ITS untuk ikut terus mengembangkan teknologi persenjataan maupun kapal militer, terutama yang mampu berada di dua matra (laut dan darat) agar dapat membantu TNI dalam mempertahankan wilayah kedaulatan NKRI secara mandiri.
Perayaan HUT TNI ini kemudian ditutup dengan pemberian tumpeng penghargaan kepada 3 orang pelaku yang pertama adalah pejuang dan veteran tentara yang dulu ikut dalam menumpaskan PKI bernama Pak Paimin, lalu tokoh ulama penerima tumpeng kedua adalah KH Sholeh Qosim atau Kyai Kosim. Ia merupakan pimpinan Pondok Pesantren Bahauddin, Sidoarjo, Jawa Timur. Beliau berperan dalam menggerakkan umat Islam untuk membantu tentara dalam melawan Belanda, Beliau anggota laskar Sabibilah 1943 pimpinan Kiai Haji Masykur serta Barisan Hizbullah pada 10 November Surabaya. Kemudian potongan tumpeng yang terakhir diberikan kepada tentara saat ini, yang diwakili oleh Komandan Upacara HUT TNI, yaitu Letjen Edi Rahmayadi, yang juga adalah Pangkostrad.
Semua pertunjukkan yang ditampilkan nyaris tidak ada cacat, dan ini menunjukkan professionalisme TNI sebagai tentara yang memang sangat siap menghadapi berbagai kondisi yang terjadi di negara kita, baik dari luar maupun dari dalam negara sendiri. Hal ini menjadi lebih sempurma ketika pada penutupan upacara, Jendral Gatot Nurmantyo selaku Panglima TNI menyatakan ikrar kesetiaan TNI kepada bangsa dan negara. Lengkaplah sudah perayaan hari jadi TNI yang luar biasa ini.
Hilang sudah penat dan lelah karena untuk mencapai lokasi kami harus berangkat pk 02.00 pagi, jalan di lokasi yang macet berat karena aksesnya yang sempit dibandingkan dengan tamu yg datang sehingga kami harus berjalan kaki sekitar 1 km ke lokasi. Hal itu tidak menjadi masalah, apalagi diantara para pejalan kali itu sendiri tampak beberapa perwira tinggi berbintang yang juga ikut berjalan kaki berdesak-desakan bersama publik yang hadir, bukan hanya itu bahkan pak Presiden sekalipun juga berjalan kaki.
Dirgahayu TNI ke 72 tahun. Semoga semakin kuat dan dekat dengan hati rakyatnya.
Jakarta, 6 Oktober 2017
 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.