Jakarta, Obsessionnews.com – Sebuah kelompok masyarakat yang mengklaim mewakili masyarakat Betawi, yakni Kebangkitan Jawara dan Pengacara atau disingkat Bang Japar, didirikan pada 25 Februari 2017. Bang Japar lahir menjelang Pilkada DKI Jakarta putaran kedua. Kelahiran Bang Japar itu diinspirasi oleh banyaknya keganjilan pada Pilkada DKI putaran pertama, 15 Februari 2017.
Berkaca dari berbagai keganjilan pada Pilkada putaran pertama, Bang Japar mengawal proses pemungutan suara pada putaran kedua, 19 April 2017. Bang Japar ikut andil menciptakan Pilkada putaran kedua berlangsung kondusif. Dalam putaran kedua tersebut Anies Baswedan yang berpasangan dengan Sandiaga Uno keluar sebagai pemenang, mengalahkan pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) – Djarot Saiful Hidayat.
Pasca Pilkada DKI 2017 putaran kedua Bang Japar berubah menjadi organisasi kemasyarakatan (ormas) pada 1 Juni 2017. Setelah berubah menjadi ormas, Bang Japar aktif menjaga wilayah kampung dan kampung dari permasalahan minuman keras (miras) dan narkoba. Selain itu Bang Japar juga menangani kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, tawuran, dan kejahatan lainnya.
Manuver Bang Japar tersebut menarik perhatian masyarakat di beberapa daerah. Maka Bang Japar membentuk cabang di Depok, Solo, Garut, Tasik, Bogor, Tangerang, Tangerang Selatan, dan Riau.
“Ormas & LBH @BangJapar_FI Kebangkitan Jawara dan Pengacara Goes to #Depok #Solo #Garut #Tasik #Bogor #Tangerang #Tangsel #Bandung #Riau Untuk pembentukan #BangJapar di provinsi/ kab/ kota anda, hubungi saya di nomor WA 0818430086 atau email [email protected] ,” kicau Ketua Umum Bang Japar di akun Twitternya, @fahiraidris, Kamis (4/1/2018).
Dihubungi Obsessionnews.com, Kamis (4/1), Fahira mengatakan, cabang-cabang tersebut akan dilantik saat milad pertama Bang Japar pada 25 Februari 2018.
“Mohon doanya,” tutur Fahira yang Ketua Komite III Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI.
Seperti diketahui Pilkada DKI 2017 putaran pertama pada 15 Februari 2017 diikuti tiga pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur, yakni Agus Harimurti Yudhoyono – Sylviana Murni, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) – Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno.
Menjelang Pilkada 15 Februari 2017 sejumlah pihak memandang sebelah mata pada Anies-Sandi. Hal ini tercermin dari hasil survei yang dilakukan sejumlah lembaga survei yang menempatkan elektabilitas mereka di tempat buncit. Sedangkan Agus-Sylvi berada di peringkat pertama, dan Ahok-Djarot di posisi kedua. Ketika itu diprediksi Anies-Sandi tak bakalan mengikuti pilkada putaran kedua.
Namun, hasil survei tersebut berbeda dengan kenyataan di lapangan.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) DKI Senin (27/2/2017) mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara, yakni Agus-Sylvi yang bernomor urut 1 memperoleh 937.955 suara atau 17,05%, Ahok-Djarot (nomor urut 2) mendapat 2.364.577 (42,99%} dan Anies-Sandi (nomor urut 3) memperoleh 2.197.333 ( 39,95%).
Ketiga paslon tidak ada yang memperoleh suara lebih dari 50 persen sebagai persyaratan untuk ditetapkan sebagai gubernur dan wagub sebagaimana ditetapkan dalam UU 29/2007 tentang Pemerintahan Provinsi DKI Jakarta. Untuk itu pada rapat pleno Sabtu (4/3) KPU DKI memutuskan Ahok-Djarot dan Anies-Sandi maju di putaran kedua pada Rabu (19/4/2017). (arh)
