Jumat, 19 April 24

Bamsoet Tantang Petinggi PPP, Ada Apa?

Bamsoet Tantang Petinggi PPP, Ada Apa?
* Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet). Foto: Humas MPR RI)

Jakarta, obsessionnews.com –  Acara diskusi peluncuran buku ‘Relasi Islam dan Negara’ di Press Room MPR RI, Jakarta, Senin (25/10/21) menjadi ajang bagi Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) melemparkan tantangan kepada Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang jugt Wakil Ketua MPR RI Arsul Sani.

Baca juga:

Bamsoet Sosialisasikan Empat Pilar MPR di Kampus UIN Syarif Hidayatullah

Kutuk Keras Penyerangan terhadap Ustaz, Bamsoet: Jangan Memancing Umat Beragama Merasa Diadu Domba

Awalnya adalah buku yang ditulis Arsul berjudul “Relasi Islam dan Negara”. Di buku itu dia mengupas bahwa politik atau pengaturan negara termasuk urusan yang bersifat umum, yang berada di ranah ijtihad umat Islam.

Bamsoet yang mendspat kesempatan berbicara dalam acara itu kemudian menegaskan, bahwa Indonesia bukanlah negara sekuler, bukan pula negara agama. Prinsip dari sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengamanatkan bahwa nilai-nilai moral agama harus menjadi rujukan dan sumber inspirasi dalam kehidupan bernegara, dengan tetap menjaga konsensus dan komitmen untuk menghormati kemajemukan dalam kehidupan beragama.

Karena itu Bamsoet menantang Arsul untuk mengupas tentang relasi Islam dan haluan negara, untuk melengkapi kehadiran buku ‘Relasi Islam dan Negara’ yang telah ditulis Arsul.

Sebagai politisi, akademisi, sekaligus juga tokoh agama, kata Bamsoet, Arsul sangat tepat mengupas sejauh mana agama memandang keberadaan haluan atau perencanaan dalam kehidupan manusia, khususnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Jadi perlu dikaji juga relasi Islam dengan haluan negara atau Pokok Pokok Haluan Negara. Apakah sebuah negara yang tidak memiliki perencanaan jangka panjang, dan membiarkan terjadinya perubahan haluan pada setiap pergantian presiden itu lebih banyak manfaat atau mudaratnya? Apakah membiarkan proyek pembangunan yang dibiayai ratusan miliar bahkan puluhan triliun uang rakyat kemudian dibiarkan mangkrak karena perbedaan selera, visi, misi dan prioritas presiden lama dan presiden baru sesuai dengan ajaran Islam atau tidak? Karena, menurut saya, membiarkan negara tanpa arah dan tanpa haluan serta mengabaikan kesejahteraan rakyat melalui ketidaksinambungan pembangunan yang sedang berjalan, jelas tidak sesuai dengan ajaran Islam. Akibatnya, bisa menyeret kepada ketidakpastiaan pembangunan dan penggunaan anggaran negara yang tidak efisien yang berpotensi menimbulkan kerugian negara,” tegas Bambang.

Acara peluncuran buku juga mengundang narasumber antara lain Wakil Ketua Umum Partai Gelora Fahri Hamzah, Guru Besar Sejarah Fakultas Adab dan Humaniora Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Prof. Dr. Azyumardi Azra, Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Prof. Dr. Lili Romli, serta Pakar Komunikasi/Informasi Politik Abdul Rahman Makmun. (rud)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.