Balada Bahlil dan Raja Jawa

Balada Bahlil dan Raja Jawa
* Ilustrasi Ketum Golkar Bahlil Lahadalia dengan mahkota Raja Jawa. (Obsessionnews)

Obsessionnews.com – Bahlil Lahadalia resmi menjabat Ketum Golkar melalui Munas XI yang ditutup Presiden Jokowi di JCC, Jakarta, Rabu (21/8) malam. Pidato Bahlil yang disampaikan ketika Munas Golkar resmi menetapkannya sebagai nakhoda beringin menyebut Raja Jawa bisa membawa celaka.

Bahlil tidak membeberkan siapa Raja Jawa yang dimaksud, namun dia menegaskan kepada peserta Munas, sudah banyak korban dari sosok yang disebutnya, “Paten barang ini.”

Baca juga: Agus Gumiwang Jadi Ketua Dewan Pembina Golkar

Profesor Riset BRIN Lili Romli menilai ada makna tersirat dari pernyataan Bahlil mengenai Raja Jawa. Bisa jadi, secara tidak langsung Bahlil mengakui kalau dirinya berada di puncak pohon beringin karena peran Jokowi. Artinya, Bahlil juga tidak merasa nyaman dengan posisi sekarang ini.

“Di kalangan publik kan tersiar, antara lain, bahwa di balik mundurnya Airlangga dan mulusnya Bahlil sebagai Ketum Golkar yang baru tersebut, karena ada kekuatan yang luar biasa,” kata Romli di Jakarta, Kamis (22/8).

Sekalipun begitu, Romli menyebut, hanya Bahlil yang tahu pasti siapa sosok Raja Jawa yang disinggungnya itu. “Jika ya maka menjadi terkonfirmasi omongan yang beredar luas di publik selama ini,” ujarnya.

Baca juga: Resmi Jadi Ketum Golkar, Bahlil: Jangan Main-main dengan Raja Jawa

Presiden Jokowi ketika menutup Munas Golkar malah mengidentikkan dirinya sebagai tukang kayu. Jokowi sebelum terjun ke politik dikenal sebagai pengusaha dan eksportir mebel. Ketika Airlangga Hartarto mundur dari kursi Ketum Golkar, muncul meme kalau pohon beringin tumbang oleh tukang kayu.

Presiden Jokowi menyampaikan sambutan menutup Munas Golkar di JCC, Jakarta, Rabu (21/8) malam. (Istimewa)

 

Jokowi yang mengenakan kemeja kuning menutup Munas Golkar mengaku nyaman dan teduh berada di bawah beringin. Namun dia menolak disebut-sebut bakal menjadi kader Golkar karena datang dengan kemeja kuning sebagai bentuk penghormatan.

Baca juga: Bahlil: Jokowi Jadi Dewan Pembina Golkar, Paten Barang Itu…

Ayahanda wapres terpilih Gibran Rakabuming menyinggung pula situasi panas terkini terkait putusan MK yang dibegal DPR. Dia berseloroh, “Padahal kita tahu semuanya, kita tahu semuanya yang membuat keputusan itu adalah MK, itu adalah wilayah yudikatif dan yang saat ini juga sedang dirapatkan di DPR itu adalah wilayah legislatif, tapi tetap yang dibicarakan adalah Si Tukang Kayu,” ujarnya.

Pernyataan Bahlil mengenai Raja Jawa bisa bertendensi rasial kalau dilihat dalam perspektif lain. Dalam urusan politik, sudah tentu sosok yang dimaksud penakluk dan menyeramkan.

Baca juga:Berkemeja Kuning, Jokowi Hadiri Penutupan Munas Golkar

Romli menilai, Bahlil dan Raja Jawa tidak otomatis mampu menjaga soliditas Golkar. Malahan dia membaca terbuka peluang Golkar balik arah dari Koalisi Indonesia Maju pada pilkada serentak. Logikanya, MK telah membuka ruang bagi partai-partai untuk berkompetisi.

Berdasarkan hasil Pileg 2024, Golkar meraih suara nomor dua terbesar setelah PDIP. Selisihnya kecil. Suara Golkar kalau dikonversi menjadi 102 kursi di DPR RI. Hal ini menegaskan Golkar punya kekuatan untuk mendominasi pilkada.

Romli khawatir, konsolidasi yang terjadi di tubuh Golkar sekarang ini hanya berjalan singkat. Seiring waktu, faksi-faksi di dalam beringin malah terkonsolidasi dan memicu resistensi. Sementara Raja Jawa, sudah menepi atau terpinggirkan dengan sendirinya.

“Seperti diketahui di Golkar ada banyak faksi. Faksi-faksi yang tidak sejalan bisa jadi menyusun kekuatan untuk melakukan perlawanan. Sekarang tergantung kebijakan dan langkah politik yang dilakukan oleh ketum yang baru. Apakah nanti merangkul semua faksi atau menyingkirkannya,” ujarnya. (Erwin)