Kamis, 25 April 24

Bahan Pokok Naik, Pedagang Lontong Menjerit

Bahan Pokok Naik, Pedagang Lontong Menjerit
* Perajin lontong di Kampung Lontong Banyuurip, Surabaya

Surabaya, Obsessionnews –  Naiknya harga beras di pasaran membuat para perajin lontong di Surabaya menjerit.  Selain tercekik oleh kenaikan harga beras sebagai bahan utama lontong, pelaku usaha kecil dan menengah (UKM)  ini juga harus menanggung beban kenaikan harga elpiji dan daun pisang. Terpaksa mereka harus mengurangi ukuran lontong agar tetap bisa bertahan.

Sekitar 50 perajin di Kampung Lontong Banyuurip Lor, Gang 9, 10 dan Gang 11 ini, sejak tahun 1983 dikenal sebagai pemasok kebutuhan pangan untuk Kota Pahlawan. Darti (50) sejak 1983 telah menekuni usaha pembuatan lontong. Setiap ada kenaikan harga beras, dia harus berpikir keras agar usahanya tetap berjalan.

“Keahlian saya hanya bisa membuat lontong. Jadi tetap dipertahankan, meski setiap tahun bahan pokok terus naik,” ungkap Darti dengan nada kesal.

Beras yang saat ini sebagai bahan utama lontong dibeli dengan harga Rp 7.800/kg. Padahal sebelumnya harganya Rp 7.000/kg.

“Untuk menyiasati agar tidak merugi, kami mengecilkan ukuran (lontong,red) dari 13 cm menjadi 10 cm,” jelasnya.

Seperti halnya Darti, Sugeng, perajin lontong lainnya, juga mengeluhkan harga beras saat ini. Selain itu Sugeng pun mengeluh atas kenaikan harga elpiji 3 kg sebesar Rp 4.000 per tabung, dan naiknya harga daun pisang karena minimnya pasokan.

Informasi yang dihimpun obsessionnews.com, dalam sehari-hari perajin lontong membutuhkan sekitar 60 kg beras untuk menghasilkan lontong sebanyak 1.600 buah. Sedangkan untuk memasak lontong dibutuhkan waktu sekitar 8 jam, menghabiskan sekitar 4 tabung gas elpiji ukuran tiga kg per hari. Sedangkan untuk keperluan daun pisang, perajin per hari harus mengeluarkan uang sekitar Rp 200 ribu.

Para perajin lontong ini berharap pemerintah bisa mengembalikan harga beras ke harga normal, agar usaha mereka bisa terus bertahan. (GA Semeru)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.