
Bandung – Berangkat dari keprihatinan atas daerah leluhurnya, Ciamis dan Pangandaran, Jawa Barat, pengusaha dan pelestari batik Azizah Talita Dewi berniat mencalonkan diri menjadi Bupati Pangandaran pada Pemilukada November 2015.
“Saya merasa prihatin melihat jalan dan infrastruktur lainnya yang kurang memadai di kawasan Pangandaran, ” papar Azizah.
Pangandaran memiliki potensi besar di sektor pariwisata laut dan banyak dikunjungi wisatawan lokal dan wisatawan mancanegara. Tetapi, infrastruktur menuju ke objek wisata tersebut memprihatinkan. Selain itu terjadi jurang pemisah yang lebar antara pemimpin dan warganya. “Yang lebih memprihatinkan lagi adalah banyak warga Pangandaran yang tidak bisa berbahasa Inggris, padahal banyak wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Pangandaran,” kata Azizah.
Wanita ini sangat peduli dengan kawasan wisata Pangandaran, karena tempat kelahirannya dan tempat tinggal orangtuanya. Azizah menilai masyarakat Pangandaran harus dibekali keterampilan berbahasa Inggris dan pengetahuan penunjang lainnya agar dapat seimbang antara predikat kawasan wisata internasional dengan masyarakatnya. Begitu pula jalan dan infrastruktur lainnya harus segera dibenahi. “Jalan yang masih banyak bolongnya serta fasilitas lainnya perlu segera diperbaiki,” tandasnya.
Dia ingin memajukan tempat kelahirannya tersebut dengan mencalonkan diri sebagai bupati melalui PDI Perjuangan. Saat ini ia mengikuti proses tahapan pencalonan di partai tersebut. “Saya siap maju dalam pilkada Pangandaran,” tuturnya.
Sementara itu terkait dengan dunia batik yang saat ini ditekuninya, Azizah berpendapat usaha batik tidak hanya sebatas sebagai produsen, namun lebih jauh adalah upaya melestarikan kebudayaan dan tradisi bangsa. Peralatan canting batik menjadi ciri khas pelestarian tersebut.
Galeri Batik & Bordir Azizah Dnyonyah ART hadir di Bandung sejak tahun 2012. Galeri ini mempersembahkan koleksi batik tulis original Nusantara. (Dud)