Kamis, 25 April 24

Awas! Penyakit Thalasemia Lebih Bahaya Dari Anemia

Awas! Penyakit Thalasemia Lebih Bahaya Dari Anemia
* Kelelahan dan kulit pucat adalah gejala thalasemia (NaturalPedia)

Meski sering dikira sama, sebenarnya terjadi perbedaan antara penyakit anemia dan thalasemia. Ternyata, penyakit thalasemia lebih berbahaya daripada penyakit anemia.

Kedua penyakit ini sering dikira sama—hanya beda nama—karena sama-sama menyebabkan kekurangan sirkulasi oksigen dan gejala yang ditimbulkan juga serupa. Setiap kekurangan hemoglobin biasa disebut sebagai anemia, tetapi sebenarnya thalasemia berbeda.

Dr. Khaled El-Ghariani, seorang ahli hematologi di Royal Hallamshire Sheffield Teaching Hospital, Inggris, menjelaskan bahwa anemia disebabkan oleh kurangnya zat besi dan hemoglobin, sedangkan thalasemia merupakan penyakit akibat mutasi gen HBB yang membantu produksi protein—komponen kunci dari hemoglobin—yang dibutuhkan untuk membentuk sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh.

“Jika zat besi umumnya diresepkan untuk pasien yang mengalami anemia, tetapi memberikannya untuk pasien thalasemia bisa berbahaya karena zat besi dapat menumpuk hingga tingkat beracun, akibat dari tubuh pasien yang tidak bisa mengurainya secara normal,” jelas Dr. Khaled.

thalasemia

Gejala utama dari penyakit thalasemia adalah kelelahan, sesak napas, kulit pucat, dan pusing. Hal itulah yang dirasakan oleh bintang televisi Inggris, Rosie Williams. Wanita 27 tahun ini menderita thalasemia beta, yang membuatnya merasa lelah dan lemah.

“Ini jenis kelelahan di mana tubuh Anda tidak bisa berfungsi. Anda terlalu lelah untuk berbicara atau makan dan sangat sensitif terhadap rasa sakit. Saya hanya berbaring di lantai di kamar mandi, pingsan, bangkit lagi, dan pergi tidur untuk beristirahat,” cerita wanita yang juga berprofesi sebagai pengacara ini.

Menurut Dr. Khaled, istirahat adalah satu-satunya resep untuk thalasemia. Transfusi darah tidak diperlukan karena mereka sebenarnya menghasilkan hemoglobin, meski hanya sedikit. Pilihan lain bisa juga dengan melakukan transplantasi sumsum tulang untuk mengobati penyakit ini. (womantalk)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.