Sabtu, 20 April 24

Astadeça Rayakan HUT ke-71 RI di Goa Garunggang

Astadeça Rayakan HUT ke-71 RI di Goa Garunggang
* Astadeça Korps Pecinta Alam Politeknik Negeri Jakarta merayakan HUT ke-71 RI di Goa Garunggang, Tajur, Bogor, Jawa Barat.

Sudah 71 tahun Indonesia merdeka, semua warga Indonesia merayakan dengan suka cita dan dengan caranya sendiri. Tapi ada satu pertanyaan apakah Indonesia sudah merdeka dari eksploitasi alam? Salah satunya eksploitasi daerah karst yang sudah semakin merajalela untuk dijadikan bahan baku semen. Sudah semakin sedikit saja kawasan karst, terkadang amdal yang sudah ditentukan tidak sesuai dengan pelaksanaannya.

Astadeça Korps Pecinta Alam Politeknik Negeri Jakarta ikut merayakan HUT ke-71 RI di dalam perut bumi, yakni  menelusuri Goa Garunggang yang terletak di Tajur, Bogor, Jawa Barat.

Ajakan melestarikan dan menjaga lingkungan sekitar goa.
Ajakan melestarikan dan menjaga lingkungan sekitar goa.

Kegiatan susur gua horizontal ini diikuti oleh tiga anggota Astadeça, yakni Azrina Fikria Fitriyas, Hestiyuni Astuti, dan Maftahul Janah. Selain ketiganya ada pula  dua mahasiswa lainnya dari kampus yang berbeda.

“Untuk sampai ke goa ini tidak mudah, harus melewati bukit dan ladang-ladang warga, perjalanan yang harus ditempuh yakni 5 km dengan medan yang menjahit (naik-turun, Red.). Tapi semua perjuangan itu terbayarkan ketika sampai di kawasan goanya seperti surga kecil yang indah di antara barisan bukit Tajur. Sama seperti pahlawan terdahulu membutuhkan perjuangan untuk mencapai kemerdekaan,” ungkap Hestiyuni.

Goa Garunggang, lanjut perempuan berhijab dan berkacamata itu, terdiri dari tiga pintu masuk, Caver (sebutan bagi orang yang menelusuri gua, Red.) Astadeça memasuki lewat pintu kedua. Tepat setengah dua belas memulai menjelajahi goa hingga pukul setengah dua siang.

“Di dalam goa kami merentangkan Sang Saka Merah Putih dan bendera Astadeça tanpa menyanyikan lagu Indonesia Raya, karena di dalam goa tidak boleh menimbulkan suara yang terlalu besar yang bisa mengganggu biota-biota di dalamnya. Cukup dengan berdoa untuk kemajuan Indonesia dan merenungkan tentang eksploitasi alam karst saat ini,” kata  Hestiyuni.

Ia menandaskan selagi masih ada goa-goa yang tersisa ada baiknya untuk melestarikan dan menjaga lingkungan sekitar goa.

“Walaupun goa ada di bawah tanah, tapi goa juga memiliki manfaat besar untuk kehidupan. Salah satunya aliran air yang terdapat di dalamnya bisa membantu warga sekitar untuk kebutuhan sehari-hari, karena kawasan karst kering,” pungkasnya. (Gia)

 

 

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.