Kamis, 25 April 24

Asap dari Indonesia Jadi Masalah Asia Tenggara

Asap dari Indonesia Jadi Masalah Asia Tenggara
* masalah kabut asap karhutla. (ParsToday)

Kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) dari Indonesia tidak hanya menimbulkan masalah bagi Malaysia dan Singapura, namun sudah menjadi masalah bagi negara Asia Tenggara lainnya.

Media massa melaporkan sudah menyebar hingga Filipina. Wilayah yang terdampak paling parah adalah Cebu. Departemen Lingkungan dan Sumber Daya Alam di Central Visayas meminta penduduk di Cebu untuk terus mengenakan masker atau kaca mata, untuk melindungi diri dari paparan kabut asap yang berbahaya.

Pada Selasa lalu, seorang lelaki dilaporkan dibawa ke rumah sakit karena batuk parah diduga akibat terpapar kabut asap. Menurut Biro Manajemen Lingkungan (EMB) di Central Visayas, seperti dilansir The Manila Times, Jumat (20/9), kabut asap bisa memicu penyakit pernapasan dan jantung.

kabut asap di Kuala Lumpur. (ParsToday)

Dari data yang dilansir EMB pada Rabu lalu, tercatat kandungan partikel polutan di udara mencapai 56 mikrogram per kubik meter. Nilai itu sudah melewati batas aman 50 mikrogram per kubik meter.

Asap karhutla juga menimbulkan masalah bagi wilayah selatan Thailand. Associated Press, Kamis (19/9) melaporkan, lembaga penelitian Pemantau Kabut Asap Selatan Thailand menyatakan penduduk di wilayah Songkhla, Satun, Yala dan Pattani supaya untuk sementara waktu tidak berkegiatan atau mengurangi aktivitas di luar ruangan.

Mereka juga meminta warga supaya selalu mengenakan masker jika terpaksa bepergian. Menurut mereka, tingkat polusi udara akibat kabut asap sudah mencapai tingkat berbahaya.

Dinas Kesehatan Yala juga membagikan masker kepada penduduk setempat yang berkegiatan di luar ruangan. Mereka juga meminta pengguna jalan untuk waspada karena kabut asap juga memangkas jarak pandang.

Menurut Direktur Biro Lingkungan Wilayah 16 di Songkhla, Thananchai Wannasuk, kandungan polutan di udara akibat kabut mencapai 100 mikrogram per meter kubik. Jumlah itu dua kali lipat dari batas yang ditetapkan Thailand.

Dia menyatakan kandungan partikel polutan di Songkhla berjumlah 104 mikrogram pada pukul 13.00 waktu setempat. Satu jam kemudian nilainya turun mencapai 100 mikrogram.

Sedangkan kandungan polutan di Yala mencapai 106 mikrogram pada pukul 13.00 waktu setempat. Sedangkan satu jam kemudian nilainya turun menjadi 98 mikrogram.

Sementara itu, pemerintah Malaysia terpaksa menutup lebih dari seribu sekolah karena kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan di kawasan kian parah pada Rabu (18/9).

CNN melaporkan, Kementerian Pendidikan Malaysia merilis surat penutupan sekolah setelah menerima laporan bahwa kualitas udara di beberapa daerah mencapai tingkat “sangat tidak sehat”.

Merujuk pada data Kementerian Pendidikan Malaysia, negara bagian yang terkena dampak paling besar adalah Selangor, di mana 538 sekolah ditutup.

Di ibu kota pemerintahan Malaysia, Putrajaya, 25 sekolah ditutup usai Indeks Polutan Udara (API) dilaporkan melebihi 200. Berdasarkan indikator API, tingkat polusi 0-50 mengindikasikan kualitas udara bagus, 51-100 sedang, 101-200 tidak sehat, 201-300 sangat tidak sehat, dan 300 ke atas berarti berbahaya.

Kualitas udara di sejumlah wilayah lain di Malaysia juga mencapai tingkat tidak sehat. Pemerintah setempat pun memutuskan untuk menutup sekolah, termasuk yang berada di Kuala Lumpur. (ParsToday)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.