Rabu, 24 April 24

Asal Usul Azan Pitu di Masjid Cipta Rasa Cirebon

Asal Usul Azan Pitu di Masjid Cipta Rasa Cirebon
* Azan pitu di Masjid Cipta Rasa. (Foto: Medsos)

Cirebon, Obsessionnews.com – Bagi yang kerap melakukan wisata religi ke Cirebon pasti mengenal dengan Masjid Agung Sang Cipta Rasa yang berada di Jalan Kasepuhan, Lemahwungkuk, Cirebon. Ya, masjid bersejarah ini menyimpan banyak keunikan yang tidak dimiliki di tempat lain.

Selain keunikan dari sisi bangunan, Masjid Cipta Rasa juga memiliki keunikan dari sisi tata cara peribadatannya, khususnya pada saat melaksanakan ibadah shalat Jumat. Jika umumnya di masjid-masjid lain azan Jumat dikumandangkan satu muadzin, di Masjid Cipta Rasa dikumandangkan oleh tujuh muadzin, atau lebih dikenal dengan tradisi azan pitu.

Sementara untuk adzan kedua hanya dilakukan oleh satu orang. Pelaksanaan shalat Jumat pun berlangsung khusyuk dengan khutbah dua berbahasa Arab. Mungkin sebagian publik belum ada yang tahu mengapa azan shalat Jumat di Masjid Cipta Rasa dikumandangkan oleh tujuh orang.

Adnan Mailani salah satu pengurus Masjid Sang Cipta Rasa menceritakan kisah yang melatarbelakangi tradisi azan pitu di masjid Sang Cipta Rasa. Konon kata dia, setelah masjid itu berdiri, ada seseorang pendekar ilmu hitam yakni menjangan wulung yang menolak keberadaan masjid itu.

Ia pun lantas mencoba kesaktiannya dengan menebar kekuatan gaib dari atas kubah masjid. Hal itu pun membuat muadzin dan jamaah di masjid Sang Cipta Rasa meninggal. Kesaktian ilmu hitam Manjangan Wulung juga sampai menewaskan istri sunan Gunung Jati yakni Nyi Mas Pakung Wati.

Kemudian Sunan Gunung Jati memerintahkan kepada para tujuh santrinya untuk mengumandangkan azan bersamaan pada shalat Jumat. Dengan cara Manjangan Wulung pun akhirnya terpental.

“Setelah itu memanggil sunan Kalijaga dan berembuk, akhirnya dipilih tujuh santri untuk azan bersamaan, lalu terpental Manjangan Wulung sampai Indramayu dan kubah masjid juga terpental sampai Banten,” kata Adnan belum lama ini.

Adapun sisi keunikan lain dari Masjid ini adalah dari segi nama, berdasarkan prasasti yang tertulis dengan abjad pegon pada kayu penyangga di sisi Selatan Masjid, menyebutkan bahwa Masjid Sang Cipta Rasa asalnya bernama masjid agung Pakung Wati.

Di prasasti itu juga disebutkan bahwa masjid itu dibangun hanya dalam tempo beberapa bulan saja yakni mulai dari Jumadil awal dan selesai pada Muharam. Meski demikian tak ada keterangan dalam prasasti tersebut tentang tahun berdirinya masjid itu.

“Memang ada yang berpendapat 1480 Masehi, ada yang berpendapat 1498 masehi dan ada juga yang 1500 Masehi,” kata Adnan yang sudah hampir 30 tahun menjadi merbot di masjid itu.

Konon cepatnya pembangunan masjid Sang Cipta Rasa karena dikerjakan oleh ratusan orang. Bukan saja oleh warga asli Cirebon, namun juga oleh para bekas prajurit kerajaan Majapahit yang sudah ditaklukan oleh Demak.

Pembangunan Masjid Sang Cipta Rasa dipimpin langsung oleh Sunan Kalijaga dengan seorang arsitek dari Majapahit yakni Raden Sepat. Hal itu pula yang membuat Masjid Sang Cipta Rasa kental dengan gaya arsitektur Majapahit.

Maka tal heran, bangunan Masjid Sang Cipta Rasa terbuat dari batu bata merah. Sementara seluruh tiangnya yakni dari kayu jati. Menariknya lagi untuk memasuki ruang utama masjid, seseorang harus merunduk. Sebab pintu masjid berukuran kecil atau tingginya hanya sepinggang orang dewasa.

Ada sembilan pintu masuk ke ruang utama masjid, menurut Adnan itu melambangkan sembilan wali yang berperan menyebarkan Islam di tanah Jawa. “Pintunya kecil agar orang yang masuk itu diingatkan untuk andap asor, jangan merasa tinggi, jangan merasa pintar. Tapi kita harus saling menghargai,” katanya.

Di bagian ruang utama masjid juga terdapat krpyak atau ruangan khusus untuk sholat keluarga keraton kasepuhan dan keraton Kanoman. Ada dua krapyak, satu bertempat di samping mimbar sedang satu lagi di bagian belakang ruang utama masjid, serta masih banyak keunikan-keunikan lain. (Albar)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.