Jumat, 19 April 24

AS dan Inggris Kecam Pemerkosaan Wanita Muslim Uighur di China

AS dan Inggris Kecam Pemerkosaan Wanita Muslim Uighur di China
* Tursunay Ziawudun 9 bulan di kamp penahanan di Xinjiang pada 2018. (Foto: BBC)

Amerika Serikat (AS) dan Inggris mengecam keras terhadap dugaan pemerkosaan sistematis terhadap perempuan muslim Uighur di China.

Pemerintah AS mengatakan “sangat terganggu” oleh laporan BBC yang merinci tuduhan pemerkosaan sistematis terhadap perempuan Muslim Uighur di kamp-kamp penahanan di Xinjiang, China.

“Kekejaman ini mengejutkan hati nurani dan harus mendapatkan konsekuensi serius,” kata juru bicara pemerintah AS.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Inggris, Nigel Adams, mengatakan di parlemen pada hari Kamis (4/2/2021) bahwa laporan tersebut menunjukkan “tindakan jahat dengan jelas”.

Diperkirakan ada sekitar satu juga Muslim Uighur dan etnis minoritas lainnya yang ditahan di kamp-kamp di China.

Sebuah investigasi yang diterbitkan BBC memuat kesaksian adanya perkosaan sistematis, pelecehan seksual, dan siksaan terhadap tahanan perempuan oleh polisi dan penjaga kamp.

Menteri Luar Negeri China telah membantah tuduhan itu dan menuding BBC membuat “laporan yang keliru”.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbi, menegaskan “tidak ada serangan dan pelecehan seksual sistemik terhadap para perempuan” dan China mengoperasikan semua fasilitasnya sesuai pedoman hak asasi manusia.

“China adalah negara yang [diatur] oleh hukum, konstitusi kita menjamin dan melindungi hak asasi manusia dan itu diwujudkan dalam sistem hukum kami,” katanya.

Apa yang diungkap dalam laporan BBC?
Kesaksian yang diberikan kepada BBC merinci tuduhan pemerkosaan dan pelecehan seksual terhadap perempuan Uighur yang ditahan di kamp-kamp penahanan di wilayah Xinjiang.

Seorang perempuan mengatakan kepada BBC bahwa mereka dikeluarkan dari sel mereka “setiap malam” dan diperkosa oleh satu atau lebih pria China yang mengenakan topeng.

Salah satu dari perempuan itu, Tursunay Ziawudun, melarikan diri dari wilayah itu setelah dibebaskan dan sekarang berada di AS.

Ia mengaku disiksa dan kemudian diperkosa beramai-ramai tiga kali, setiap kali oleh dua atau tiga pria.

Seorang perempuan Kazakhstan dari Xinjiang, Gulzira Auelkhan, yang ditahan selama 18 bulan di sistem kamp penahanan mengatakan ia dipaksa menelanjangi perempuan Uighur dan memborgol mereka, sebelum meninggalkan mereka sendirian dengan pria-pria China.

Pria-pria China “akan membayar uang demi mendapat tahanan muda tercantik,” kata Gulzira Auelkhan.

“Mereka memaksa saya melepas pakaian perempuan itu dan memborgol tangan mereka lalu meninggalkan ruangan,” katanya.

Seorang mantan penjaga di salah satu kamp, ​​yang enggan disebut namanya, menggambarkan adanya para tahanan mengamami penyiksaan dan kekurangan makanan.

Adrian Zenz, seorang ahli terkemuka kebijakan China di Xinjiang, mengatakan kesaksian yang dikumpulkan oleh BBC adalah “beberapa bukti paling menghebohkan yang saya lihat sejak kekejaman dimulai.

“Ini memberikan bukti resmi dan rinci tentang pelecehan dan penyiksaan seksual pada tingkat yang jelas lebih besar dari apa yang kami asumsikan,” katanya. (Red)

Sumber: BBC News

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.