Masjid-masjid wilayah Nagorno-Karabakh yang dijajah Armenia, dijadikan kandang ternak. Masjid Juma di kota Aghdam yang diduduki oleh angkatan bersenjata Armenia pada tahun 1993 tersebut telah dihancurkan, dirusak dan digunakan sebagai kandang hewan.
Ağdam (juga dieja Agdam atau Aghdam) adalah sebuah kota di bagian barat daya Azerbaijan dan ibu kota Distrik Agdam, sekarang dikendalikan oleh milisi Kristen Armenia yang menguasai wilayah Nagorno-Karabakh, tetapi secara de jure diakui secara internasional sebagai wilayah Republik Azerbaijan.
Pasukan Armenia merebut Agdam pada Juli 1993 selama Perang Nagorno-Karabakh.
Agdam adalah kota di Azerbaijan yang populasi penduduknya mencapai 150.000 orang. Namun kemudian hilang (mati dan terusir) setelah pada tahun 1993 sepanjang perang Nagorno-Karabakh.
Walaupun kota ini tidak secara langsung menjadi basis peperangan, tetapi kota ini tetap mendapatkan efek dari perang tersebut, dengan menjadi korban dari sikap Armenia yang merusak kota tersebut.
Penduduk Agdam sendiri sudah berpindah ke area lain. Pertempuran hebat itu memaksa seluruh penduduk mengungsi ke arah timur.
Setelah merebut kota, pasukan milisi Armenia Republik Nagorno-Karabakh (NKR) menghancurkan sebagian besar kota untuk mencegah orang Azerbaijan kembali.
Bangunan-bangunan dirusak, hanya menyisakan masjid-masjid yang masih utuh berdiri dan kemudian dijadikan kandang hewan.
Drone Turki Sikat Habis Pasukan Armenia
Konflik antara Azerbaijan dan Armenia kian memanas. Sejak Minggu, 27 September 2020, kedua negara saling serang menggunakan beragam artileri beratnya masing-masing di wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.
Setidaknya 2.300 tentara Armenia telah dinetralkan (sebagian besar tewas) dalam serangan balik yang diluncurkan oleh pasukan Azerbaijan untuk menyelamatkan wilayah pendudukan mereka, lapor sebuah pernyataan Kementerian Pertahanan Azerbaijan, seperti dilansir Kantor Pers Prancis (AFP), Rabu (30/9/2020).
Sekitar 130 tank dan kendaraan lapis baja, lebih dari 200 sistem artileri dan rudal, sekitar 25 sistem pertahanan udara, enam zona komando dan observasi, lima gudang amunisi, sekitar 50 senjata anti-tank dan 55 mobil dihancurkan, tambah pernyataan tersebut.
Pertempuran itu berpusat di Nagorno-Karabakh, sebuah wilayah yang terletak di Azerbaijan tetapi telah diduduki oleh pasukan etnis Armenia yang didukung oleh pemerintah Armenia sejak 1994.
Turki mendukung pemerintah Azerbaijan dalam mempertahankan wilayah sahnya yang direbut Armenia.
Salah satu dukungan Turki adalah dengan mengirim drone canggih dan mematikan TB-2 Bayraktar buatan Turki.
Bayraktar merupakan pesawat nirawak kombatan berjenis medium altitude long endurance (MALE) yang diproduksi oleh Baykar Makina Turki. Drone ini memiliki daya jelajah lebih dari 150 km dengan kecepatan maksimal 70 knot dan mampu bertahan selama 20 jam.
Sebagai drone Kombatan, Bayraktar mampu membawa beragam amunisi untuk serangan ke permukaan. Adapun amunisi yang dapat dibawa drone ini antara lain MAM, MAM-L, dan rudal UMTAS.
Drone tersebut telah membuktikan kehandalannya dalam beberapa pertempuran seperti saat menghancurkan sistem perlindungan udara Pantsir S-1 Rusia di Libya dan Suriah. (“/Portal Islam/Red)