Jumat, 26 April 24

Anton Medan: Pandanglah Islam dengan Mata Elang, Bukan Kacamata Kuda!

Anton Medan: Pandanglah Islam dengan Mata Elang, Bukan Kacamata Kuda!
* Anton Medan

Jakarta, Obsessionnews.com – Tokoh masyarakat Tionghoa, H. Anton Medan mengingatkan kepada masyarakat, jangan sampai terjebak dalam perilaku dan tindakan yang mengecilkan Islam.

“Agungkanlah Islam yang rahmatan lil alamin, yang pengasih dan penyayang, yang menekankan kemanusiaan, persatuan, keadilan sosial, dan musyawarah,” ucapnya melalui keterangan tertulis kepada Obsessionnews.com, Jumat (25/11/2016).

Ketua Umum DPP PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia) ini menuturkan, seseorang mengira perbuatannya mengagungkan Islam, padahal sesungguhnya justru mengecilkan, memang ini bisa saja terjadi.

Dikarenakan yang bersangkutan mengambil sudut pandang yang tidak dinamis, cara pandang yang sempit, dan jarak pandang yang pendek. Padahal Islam itu luas dan komprehensif.

Anton Medan menegaskan, tidak mungkin Islam tidak universal, tidak mungkin Islam tidak untuk semua manusia, tidak mungkin Islam tidak kasih-sayang.

“Sangat disayangkan, banyak masyarakat awam yang terjebak dalam pandangan yang mengesankan Islam itu kaku dan lokal, sektarian, dengan perilaku umatnya yang bengis dan beringas,” bebernya.

Bagaimana agar bisa keluar dari jebakan semacam itu? Pria yang akrab disapa bang Anton ini menyarankan, agar menjadi pribadi yang merdeka. Agar terbiasa pada jarak pandang yang proporsional, cara pandang  yang luas, dan dengan sudut pandang yang dinamis.

Menurutnya, memandang sesuatu dengan mata elang yang terbang bebas, bukan dengan kacamata kuda yang dihela. Jika tidak, menjadi ironis, sebab tidak sinkron dengan keyakinan.

“Kita orang Islam meyakini, Tuhan itu satu, Yang Maha Esa, bahwa Alqur’an itu juga hudal lin nas, petunjuk bagi manusia, dan Nabi Muhammad adalah nabi akhir zaman,” ungkap Haji keturunan Tionghoa ini.

Mantan preman yang mualaf dan kini menjadi da’i/mubaligh ini mengingatkan, bagi yang sempat terjebak dalam perilaku dan tindakan mengecilkan Islam. Mungkin semula dikiranya mengagungkan Islam, hendaknya segera menyadari, dan belajar lebih banyak lagi tentang Islam dan kehidupan.

“Islam dan kehidupan menghendaki kesantunan, bukan keberingasan,” papar Anton Medan serius.

Dalam beberapa bulan ini masyarakat Indonesia maupun dunia dihebohkan soal Gubernur DKI Jakarta non aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Kepolisian telah menetapkan Ahok sebagai tersangka karena diduga menistakan agama Islam.

Ini bermula kala Ahok berpidato dihadapan warga Kepulauan Seribu pada September lalu. Di sela-sela ucapannya mantan Bupati Belitung Timur ini membuat penafsiran berbeda soal kitab suci umat Islam, Alquran surat Al-maidah ayat 51. (Popi Rahim)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.