Kamis, 18 April 24

Antara Benar dan Merasa Benar

Antara Benar dan Merasa Benar
* Ilustrasi - saling.nerasa benar. (Foto: k-ab)

Jangan merasa paling benar… kebenaran yang tahu hanya Allah”, begitulah kata-kata yang diucapkan atau dituliskan oleh sebagian orang tatkala dakwah disampaikan kepada mereka.

Apakah mereka tak sadar bahwa apa yang disampaikan adalah wahyu dari Allah melalui Quran dan Sunnah Rasulullah SAW.

Menjadi benar itu penting, namun merasa benar itu tidak baik.

Kearifan akan membuat seorang menjadi Benar, tetapi bukan merasa benar.

Perbedaan Orang Benar dan Orang yang Merasa Benar:

1🔸Orang Benar, tidak akan berpikiran bahwa ia adalah yang paling benar.

2🔸Sebaliknya orang yang merasa benar, di dalam pikirannya hanya dirinyalah yang paling  benar.

3 🔸Orang Benar,  bisa menyadari kesalahannya.

4🔸Sedangkan Orang yang Merasa Benar, merasa tidak perlu untuk Mengaku Salah.

5🔸Orang Benar, setiap saat akan introspeksi diri dan bersikap Rendah Hati.

6🔸 Tetapi Orang yang Merasa Benar, merasa tidak perlu introspeksi,  Karena merasa paling benar, mereka cenderung tinggi hati.

7🔸Orang Benar memiliki Kelembutan Hati. Ia dapat menerima masukan dan kritikan dari siapa saja, sekalipun itu dari anak kecil.

8🔸Orang yang Merasa Benar, Hatinya Keras Ia sulit untuk  menerima nasihat dan masukan apalagi kritikan.

9🔸Orang Benar akan selalu Menjaga Perkataan dan Perilakunya, serta berucap Penuh Kehati-hatian.

10🔸Orang yang Merasa Benar : berpikir, berkata, dan berbuat sekehendak hatinya, tanpa pertimbangan atau mempedulikan perasaan orang lain.

11🔸Pada akhirnya, orang Benar akan dihormati, dicintai dan disegani dioleh hampir semua orang.

12🔸Sedangkan orang yang Merasa Benar Sendiri hanya akan disanjung oleh mereka yang berpikiran sempit, dan yang sepemikiran dgnnya, atau mereka yang hanya ‘sekedar ingin memanfaatkan’ dirinya.

13🔸Mari terus memperbaiki diri untuk bisa Menjadi Benar, agar tidak selalu Merasa Benar.

14🔸Bila kita sudah termasuk tipe Orang Benar, tetaplah dalam kebenaran dan selalu rendah hati.

Jangan Merasa Diri Kita Lebih Baik dari Orang Lain
Ini yang kita alami tatkala sudah lama belajar agama. Merasa diri sudah lebih baik dari orang lain dan lebih paham dari yang lain, padahal kekurangan kita teramat banyak. Ilmu yang telah kita pelajari pun sedikit yang diamalkan.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Janganlah engkau mengatakan dirimu suci, atau dirimu lebih baik sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Janganlah menyatakan diri kalian suci. Sesungguhnya Allah yang lebih tahu manakah yang baik di antara kalian.” (HR. Muslim no. 2142).
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Jika kita tahu bahayanya menganggap diri lebih baik, maka coba lihatlah pada kekurangan kita dalam ketaatan. Jika ada orang yang mendekati kita karena kebaikan kita, lalu mereka tahu kekurangan kita, pasti mereka pun akan menjauh.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Jika kita mulai merasa lebih baik dari seseorang, saat orang tersebut melakukan kesalahan, ingatlah keadaan kita dulu sebelum mengenal ilmu, tengoklah amalan-amalan kita sejak dulu!
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Apakah keluarga kita, kerabat kita, lingkungan kita mendapatkan manfaat dari ilmu kita?!

Apakah sedekah kita jauh lebih banyak dibanding orang yang kita salahkan?!

Apakah dengan membicarakan keburukan orang, hati kita akan lega?!

Apakah setelah mengumbar kekurangan orang, pikiran kita lebih tenang?!

Apakah dengan menunjukkan aib orang, diri kita terlihat lebih baik darinya?!
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Harusnya, prinsip yang harus dipegang ialah jangan selalu merasa diri sudah baik, tetapi berusaha untuk terus memperbaiki diri menjadi lebih baik. (Red)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.