Rabu, 11 September 24

Anomali Kinerja MIND.ID, PR Buat Komut Fuad Bawazier

Anomali Kinerja MIND.ID, PR Buat Komut Fuad Bawazier
* Logo MIND.ID. (Foto: Dok. MIND.ID)

Oleh: Defiyan Cori, Ekonom Konstitusi, Research Associate, Beppenas, Alumni FE-UGM dan Bayreuth Universitat, Germany

Aneh, sungguh aneh kinerja (performance) dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Holding Pertambangan MIND.ID pada Semester I/2024. Kenapa sungguh aneh, bahkan anomali adalah di tengah mayoritas industri pertambangan mencatat laba signifikan sebaliknya dengan MIND.ID. Padahal baru saja pada RUPST 2023 MIND.ID mencatatkan laba sejumlah Rp27,5 triliun atau meningkat sejumlah Rp5 triliun atau 22% dibanding capaian laba tahun 2022 (Rp22,5 triliun).
Sementara realisasi pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi/EBITDA MIND ID mencapai Rp40,3 triliun atau tumbuh 9,7 persen dibandingkan tahun buku 2022 dan lebih tinggi 58,7 persen dari Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2023. Tapi, anomali justru terjadi di semester I/2024 yang mana pendapatan MIND.ID meningkat pesat disertai beban biaya yang meningkat dua kali lipat.

Ada empat sub holding MIND.ID yang telah tercatat di Pasar Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai emiten tambang yang telah mempublikasi laporan keuangan semester I-2024. Mayoritasnya mengalami penurunan laba bersih meski secara pendapatan mengalami peningkatan. Keempat perusahaan itu adalah PT Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), PT Timah Tbk (TINS) dan PT Vale Indonesia Tbk (INCO). Laba bersih PTBA hanya sejumlah Rp 2,03 triliun atau anjlok 26,71% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu (semester I/2023) mencapai Rp 2,77 triliun.

Laba bersih ANTM pun menyusut 17,55% dari Rp 1,88 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp 1,55 triliun dalam enam bulan pertama tahun 2024. Yang terburuk adalah emiten INCO, pengelola nikel yang mana MIND ID saat ini menguasai 34,19% kepemilikan sahamnya. MIND ID menjadi pemegang saham terbesar, dan bersama-sama dengan Vale Canada Limited menjadi pengendali (joint control) INCO. Namun, anehnya setelah didivestasi MIND.ID kinerja INCO menjadi lemah lunglai pada semester I-2024. Laba bersih INCO terjun bebas sebesar 82,05% yang pada tahun 2023 sejumlah US$ 207,80 juta menjadi US$ 37,28 juta pada semester I-2024.

Pertambangan Over Capitalism
Dan saat laba terjun bebas dengan penuh keanomalian ini justru terjadi pasca diangkatnya Fuad Bawazier dan Grace Natalie sebagai Komisaris Utama (Komut) dan komisaris PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau Mining Industry Indonesia/MIND ID dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2023 pada Senin 10 Juni dua bulan yang lalu. Bertambah lagi posisi jajaran komisaris di berbagai BUMN diisi oleh orang-orang dengan latar belakang kader partai politik dan pengusaha swasta. Tentu saja publik meragukan independensi, kompetensi dan profesionalisme mereka, sebagaimana halnya Komut Pertamina Ahok yang sekaligus komisaris independen. Adalah tantangan berat bagi Fuad Bawazier dan Grace Natalie membuktikan kemampuannya mendukung kinerja MIND.ID di masa mendatang.

Pada posisi inilah kompetensi kedua komisaris MIND.ID ini dalam bisnis pertambangan sedang diuji kinerja pengawasannya terhadap perusahaan. Selain itu, yang mungkin saja dihadapi adalah adanya irisan kepentingan bisnis di antara pemegang saham dan atau pemerintah sekaligus pengusaha dengan bisnis inti (core business) MIND.ID. Untuk itulah besar harapan publik Pak Komut Fuad mampu menyelesaikan permasalahan internal tata kelola korporasi MIND.ID yang carut marut di tengah struktur organisasi Holding-Sub holding (HSH) yang semakin tidak terkendali. Tidak terkendalinya, meskipun pendapatan rata-rata MIND.ID meningkat 4-10 persen tetapi biaya-biaya justru meningkat lebih dari 10 persen, ada apa dan biaya untuk apa?

Apakah Direktur Utama (Dirut) Hendi Prio Santoso yang lulusan Bachelor of Business Administration (Double Majors: Finance & Economy), University of Houston pada tahun 1990 sedang mengangkat bendera putih juga? Oleh karena itu ada baiknya Pak Komut mengambil inisiatif meninjau ulang jajaran direksi yang menjadi penyumbat leher (bottle necker) MIND.ID. Sekaligus mengkaji ulang (review) Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Mineral dan Batu Bara (UU Minerba 3/2020) yang “over or extremly capitalism” atau kapitalisme keterlaluan/ekstrem dibanding UU sebelumnya (UU No.4/2009). Khususnya klausul hak pengelolaan sektor migas dari hulu ke hilirnya yang dapat dikuasai oleh korporasi swasta pengelolaannya sampai 90 tahun lebih.

Sektor pertambangan dan industrinya ini juga yang akan dibenahi oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto untuk menegakkan secara konsisten dan konsekuen Pasal 33 UUD 1945 terkait cabang-cabang produksi penting dan yang menguasai hajat hidup orang banyak harus dikuasai oleh negara. Terkait penguasaan negara itu, maka mandat pengelolaannya harus berada pada BUMN MIND.ID penuh dan ini merupakan pekerjaan rumah (PR) Komut Fuad Bawazier. Selamat bekerja Komut Fuad Bawazier dan komisaris “independen” Grace Natalie semoga BUMN MIND.ID semakin FUAD alias “Fully Utilize to Articulate Development” dan mandiri di tangan Bapak dan Ibu! []

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.