Anies Gagal Maju di Jakarta, RK-Suswono Kena Getahnya?

Obsessionnews.com – Total 28 anggota Dewan Pakar PKS memutuskan mundur pada Senin (26/8) yang lalu. Mereka menolak keputusan politik partai bergabung dalam barisan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang pada akhirnya mengusung paslon Ridwan Kamil (RK)-Suswono pada Pilgub Jakarta.
PKS menyikapi sikap politik dewan pakar tidak dengan frontal. Malah berterima kasih karena telah memberi kontribusi. Namun mundurnya mereka menjadi sinyalemen perlawanan internal yang bukan tak mungkin berimplikasi pada raihan suara paslon yang diusung PKS di Jakarta.
Baca juga: Drama Pilkada, Beda Airin Lain Anies
Pengamat politik Adi Prayitno menganggap argumentasi tersebut tidak berlebihan. Pasalnya para pendukung Anies sudah meluapkan amarah melalui media sosial dengan mengecam PKS. Adi menilai situasi tersebut cukup unik karena hanya PKS yang menjadi sasaran tembak.
“Pendukung Anies tidak marah ke PKB, tidak marah ke Nasdem dan tidak marah juga ke PDIP,” kata Adi kepada Obsessionnews.com di Jakarta, Jumat (30/8).
Dalam barisan KIM Plus, PKS punya massa militan yang tidak bisa dianggap enteng di Jakarta. PKS mendapatkan 1.012.028 suara atau 16,68 persen kursi di Kebon Sirih mematahkan dominasi PDIP yang dua periode berturut-turut menjadi kampiun.
Baca juga: Anies Sukses Bongkar Topeng Jokowi dan Mega
Namun begitu, sulit membantah raihan yang dicapai PKS pada Pileg 2024 bukan berasal dari coattail effect Anies. Adanya pergolakan pada level akar rumput membuat paslon RK-Suswono harus was-was, bukan berarti tidak ada hukuman berupa minimnya suara lantaran simpatisan kecewa, sekalipun Suswono kader PKS.
Adi menganggap para pendukung Anies dan PKS sekarang ini sedang gamang. Setidaknya dalam menentukan pilihan. Bisa jadi, mereka nantinya memilih untuk tidak menggunakan hak (golput).
Baca juga: Anies Ditinggalkan Semua Parpol di Pilkada DKI Jakarta 2024
“Karena memang sampai hari ini mereka tidak bisa memutuskan ke mana mereka akan menentukan pilihan politiknya, cenderung, mereka ini apatis perhari ini,” tuturnya.
Gagalnya Anies maju pada Pilgub Jakarta menjadi kabar mengejutkan. Setelah ditinggal PKS, Nasdem dan PKB Anies memiliki kans diusung oleh PDIP. Namun dinamika yang berkembang tidak mengkristal menjadi tiket dukungan.
Kontan di Jakarta diikuti tiga paslon. Dua paslon yakni RK-Suswono dan Pramono-Rano Karno diusung partai, sedangkan Dharma-Kun maju dari jalur independen. Dinamika yang terjadi jelang pendaftaran bisa jadi berlanjut pada tahap kampanye.
Adi menganggap, Anies masih memiliki senjata yang ditakuti banyak pihak yakni militannya pendukung. Kalau Anies merapat pada salah satu paslon, mereka yang loyal bakal mengikutinya. Dalam konteks ini, paslon RK-Suswono bisa kena getahnya.
“Mereka ini sedang menunggu arahan dan gerak gestur tubuh politik Anies. Kira-kira mengarah kepada dukungan siapa atau mengarahkan kepada dukungan siapa,” ujarnya. (Erwin)