Kisah Malpraktik (9)
Anggota DPR ini Nyaris Jadi Korban Tewas Mirip Siska
PERISTIWA mirip kasus dugaan malpraktik Allya Siska Nadia (Siska) ternyata juga nyaris dialami oleh Anggota DPR RI dari Partai Nasdem, Irma Suryani, andaikata dia jadi berobat ke Klinik Terapi Chiropratic First Cabang Kelapa Gading Jakarta Utara.
Sebagaimana diberitakan Obsessionnews.com, kasus dugaan malpraktik yang dilakukan Dr Randal Cafferty di Klinik Terapi Chiropratic First The Spine dan Nerve Clinic (CF) di Pondok Indah Mall Jakarta Selatan, mengakibatkan Siska meninggal dunia pada 7 Agustus 2015.
Anggota DPR Irma Suryani juga mengaku pernah berobat di Chiropratic Cabang Kelapa Gading dengan keluhan sakit tulang punggung belakang. Irma nyaris menjadi korban malpraktek yang dilakukan di klinik tersebut. Namun, beruntung Irma tidak jadi melanjutkan perobatan karena dianggap aneh.
“Saya dulu juga pernah berobat di Chiropratic cabang Kepala Gading, tapi saya tidak jadi melanjutkan karena cara penyembuhanya aneh,” kata Irma saat dihubungi Obsessionnews.com, Rabu (6/1/2016).
Irma menceritakan, suatu ketika ia pernah mendatangi Klinik Chiropratic yang ada di Kelapa Gading. Ia ditangani oleh seorang dokter asal India. Pengobatan tersebut tidak menggunakan metode operasi. Tulang belakang Irma digerak-gerakan oleh dokter tersebut berulang kali sampai berbunyi kreeek.
“Tulang saya digerakan-gerakan sampai saya merasa sakit. Akhirnya saya gak jadi melanjutkan,” kisahnya.
Politisi Nasdem ini menilai daam kasus Siska, selain masalah sistem pengobatan yang tidak sesuai dengan standar prosedur. Klinik tersebut juga diketahui mendapat izin operasi dari Dinas Kesehatan. Klinik ini justru mendapat izin dari Dinas Pariwisata. Menurut Irma, persoalan tersebut memang lucu, tidak sesuai dengan aturan yang ada.
“Ya kalau masalahnya tidak mendapat izin dari Dinas Kesehatan, memang lucu. Itu berarti ada kesalahan,” tandas Anggota Komisi IX DPR RI.
Menurutnya, Komisi IX DPR yang kebetulan membidang kesehatan, sudah intens membicarakan mengenai banyaknya klinik perobatan yang tidak mengantongi surat izin dari Dinas Kesehatan. Ia melanjutkan, tidak hanya klik kesehatan, salon kecatikan juga banyak meminta izin dari Dinas Pariwisata. “Ini juga tidak hanya klinik kesehatan, salon juga banyak yang dapat izin dari Dinas Pariwisata,” bebernya.
Hal senada juga dituturkan oleh ayah kandung Siska, Alfian Helmy Hasjim. Menurut Alfian, salah seorang temannya yang menjabat sebagai direksi BUMN menceritakan kepada dirinya, bahwa dia juga pernah berobat ke klinik Chiropractic. Dia sudah membayar uang sekitar Rp4 juta tetapi urung melanjutkan niatnya setelah melihat cara pemngobatan yang meragukan.
“Teman saya itu takut ketika melihat pasien yang sedang ditangani diputar-putar tulang belakang dan lehernya digerak-gerakkan sapoai bunyi kreeek. Dia langsung pergi begitu saja. Dia bilang, gak apa-apa saya sudah kehilangan uang 4 juta rupiah, daripada takut terjadi apa-apa kalau tulang saya digerak-gerakkanb,” kisah ayah Siska mengutip temannya yang pejabat di salah satu perusahaan BUMN itu.
Siska meninggal diduga karena adanya salah treatment yang dilakukan oleh dokter Chiropractic First, Dr Randall Cafferty, seorang warga negara asing (WNA), dalam menangani penyakitnya. Kuasa hukum Siska. Rosita P Radjah, bercerita, pada 6 Agustus 2015, Siska mengikuti treatment di Chiropractic First PIM.
Informasi yang disampaikan oleh keluarga korban, pada saat Siska datang ke Chiropractic First, dia diberikan informasi tentang Chiropractic terlebih dahulu, karena Siska punya keluhan pada tulang belakang (leher).
“Pada saat dia (Siska) setelah mendengar apa yang disampaikan Chiropractic First itu, Siska tertarik. Sehingga dia mengambil paket 40 kali dengan nominal Rp 17 juta, yang langsung dibayarkan hari itu juga,” ujar Rosita kepada Obessionnews.com di kantornya, BM and Partners (BMP), di bilangan Jl Raya Pasar Minggu, Jakarta Selatan, bulan lalu.
Rosita mengisahkan, sebenarnya badan Siska sehat seperti biasa. Namun karena Siska ada rencana studi ke luar negeri dalam waktu lama, maka dia menginginkan badannya sehat total. Sayangnya, dia tidak berada di tempat ‘klinik’ yang tepat.
Nah, saat di Chiropractic itu Siska ditangani oleh seorang asing yang mengaku sebagai dokter, yakni Dr Randall Cafferty. Ia mengatakan bahwa treatment itu bisa dilakukan dua kali dalam sehari, dan Siska pun mengiyakan tawaran Randall tersebut.
Pada 6 Agustus pukul 14.00 WIB, treatment pertama mulai dilakukan terhadap diri Siska. Kemudian treatment keduanya hari itu juga pukul 19.00 WIB. Setelah itu Siska pulang sampai rumah pukul 21.00 WIB.
“Pada saat jam setengah sebelas malam, Siska telepon ke orang tuanya, yang pada saat itu Siska ada di kamar atas mengeluh kesakitan. Lalu dibawalah ke UGD RS Pondok Indah (PI). Di situlah ditolong oleh dokter-dokter untuk diberikan tindakan pertama,” kisah Rosita.
Ketika itu Siska ditanya oleh dokter RS Pondok Indah menyangkut apa keluhannya, mengapa bisa seperti ini? Siska lantas menjelaskan bahwa setelah dirinya ke klinik Chiropractic First malah mengeluh sangat kesakitan di leher. Sehingga saran Dokter RS PI harus dilakukan Electronic Medical Records (EMR) supaya ketahuan apa yang terjadi dibelakang lehernya ini.
“Ternyata nggak bisa dilakukan, karena Siska sudah koleps, kondisinya sudah tidak memungkinkan, sudah ngedrop, beliau sudah kesakitan. Akhirnya sama dokter diberikan tindakan yang bisa mengurangi rasa sakitnya itu,” tutur Rosita.
Pada saat keesokan harinya, kata Rosita, tanggal 7 Agustus sekitar pukul 6 pagi Siska sudah tidak bisa tertolong lagi. Kalau dari rekam medisnya ada pembuluh darah yang membengkak di lehernya. “Jadi itu tidak bisa dilihat. Karena waktu itu, kondisi Siska yang tidak memungkinkan untuk dilakukan EMR,” katanya.
Satu minggu setelah itu, lanjut Rosita, baru keluarga terpikir untuk melaporkan Chiropractic First ini ke polisi. “Dilaporkannya ke polisi tanggal 12 agustus. Setelah seminggu setelah pelaporan datang ke sini (BMP), diceritakanlah proses seperti ini,” ujarnya.
Kasus dugaan malpraktik Siska ini pertama kali diberitakan oleh situs berita Obsessionnews.com, baru kemudian diberitakan oleh berbagai kalangan media massa. (Bersambung)
(Tim Obsessionnews)
Baca juga:
Allya Siska, Gadis Cantik Wafat Setelah Terapi
Bayar Pengobatan 17 Juta, Siska Malah Meninggal
Salah Terapi di Chiropractic, Nyawa Adikku Melayang 6 Jam
Dinkes DKI Akan Pelajari Kasus Dugaan Malpraktik Klinik CF
Kasus Malpraktik Siska, IDI Belum Dipanggil Polda