
Jakarta, Obsessionnews.com – Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengakui pengurangan anggaran mempengaruhi target-target prioritas kegiatan kementerian yang telah disusun dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2017 dan RPJMN 2015-2019.
Contohnya, kata Puspayoga dalam RKP 2017 pembangunan pasar tradisional yang semestinya sebanyak 255 unit, namum hanya teralokasi sebesar Rp 51 unit. Lalu pembukaan Pusat Layanan Usaha Terpadu (PLUT) yang targetnya di 2017 sebanyak 50 unit, hanya teralokasi 2 unit. Fasilitasi akta notaris dari target RKP 2017 sebanyak 5.000, namun teralokasi hanya 1.000 akta.
Meski demikian, Puspayoga bersama jajarannya akan tetap berupaya semaksimal mungkin agar target-target tersebut dapat tercapai dengan baik.
“Kami akan berupaya maksimal melalui koordinasi dengan Kemenkeu dan Bappenas serta tentunta dukungan komisi VI DPR untuk mencapai target yang ditetapkan,” ujar Puspayoga dalam Rapat Kerja di Komisi VI DPR, Jakarta, Selasa (14/2/2017).
Untuk diketahui aalokasi anggaran Kemenkop dan UKM pada tahun 2017 ini turun menjadi Rp 917,2 miliar dari sebelumnya tahun 2016 sebesar Rp 1,018 triliun.
Menkop menjelaskan akan menfokuskan dana itu untuk kegiatan/program strategis kementrian diantaranya penataan data melalui sertifikasi Nomor Induk Koperasi (NIK), fasilitas pembuatan akta notaris bagi usaha mikro, start up capital untuk wirausaha.
Selanjutnya, pendampingan Kredit Usaha Kecil (KUR), revitalisasi pasar tradisional, fasilitasi sertifikasi dan standardisasi produk KUMKM, fasilitas Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) dan pelatihan kewirausahaan. (Has)