Selasa, 28 Maret 23

Angeline: Mengapa Aku Harus Dilahirkan? (Sebuah Dramatisasi) 2

Angeline: Mengapa Aku Harus Dilahirkan? (Sebuah Dramatisasi) 2
* Angeline

 

Denpasar, Obsessionnews – Gadis cilik berusia sekitar tiga tahun itu sepintas tampak begitu piawai bermain piano. Mengenakan gaun putih dengan kaki menggantung di bangku piano besar, jari-jari mungilnya terlihat mahir memainkan tuts-tuts piano sambil menggelengkan kepala ke kiri ke kanan layaknya pianis profesional.

Angeline bermain piano
Angeline bermain piano

Suara seorang wanita terdengar memberi support dan aplaus dari belakang. Angeline, gadis cilik nan cantik dengan rambut sepundak itu, sesekali menengok ke belakang mendengar suara ibunya.

Bersama ibu angkatnya, Telly Margareth Mendawa
Bersama ibu angkatnya, Telly Margareth Mendawa

Itulah sepotong kisah masa kecil Angeline yang penuh kebahagiaan dan kemanjaan materi. Tak banyak anak-anak yang berkesempatan menikmati kemewahan hidup masa kecil seperti yang dialami Angeline di masa balitanya.

Maklum, orang tua Angeline adalah pasangan yang boleh dibilang berlimpah materi. Sang ayah adalah seorang ekspatriat pengusaha sukses yang memiliki vila dan toko di Bali, dan beberapa daerah lain. Meskipun hanya orang tua adopsi, keduanya memanjakan Angeline dengan beragam fasilitas. Mungkin saja lantaran mereka pasangan tua yang sudah lama tak mengasuh bayi.

Tetapi keindahan masa balita itu hanya berlangsung singkat, ibarat cahaya sore yang segera sirna oleh gelap malam. Di usia lima tahun, ayah angkat Angeline meninggal dunia. Gelap pun perlahan menyelubungi hari-hari cerah Angeline kecil, seiring mulai meredupnya keadaan ekonomi Margareth.

006701300_1433944506-kolamrenangHari demi hari berlalu, mingu ke minggu berganti bulan dan tahun, Angeline yang tak pernah mengenal orang tua kandungnya kini berusia delapan tahun. Gadis cilik yang dulu penuh keceriaan, yang pandai berpura-pura jadi pianis, yang tertawa lepas dan berlari-lari ceria di Pantai Sanur, yang riang bermain sepeda di halaman rumah yang lapang, tiba-tiba menjelma menjadi anak perempuan pendiam, penyendiri, dan tertutup.

Teman-temannya di kelas IIB SDN 12 Sanur, Denpasar, tak lagi melibatkan Angeline dalam permainan saat istirahat sekolah. Selain karena gadis itu sendiri yang lebih sering ingin menyendiri, juga karena teman-teman sebayanya tak nyaman dengan Angeline yang setiap hari bau kotoran ayam dan anjing.

11253690_1584621028458014_727634669578297346_n_0Sudah tiga bulan terakhir Angeline selalu terlambat masuk sekolah, padahal ia jadwal masuk siang. Sesampai di sekolah pun ia lebih sering mengantuk dan kelelahan. Rupanya, Angeline yang dulu sehari-hari asyik berenang di kolam renang pribadi, atau bermain mendandani dengan boneka kesayangan, kini menjelma menjadi pengurus ayam dan anjing peliharaan.

Setiap pagi Angeline bekerja memberi makan ayam-ayam dan anjing peliharaan Margaretha. Bukan satu dua ekor, tapi puluhan. Habis itu, Angeline berjalan kaki ke sekolah sejauh dua kilometer tanpa bekal makan siang. Tak heran jika setiap hari badannya bau kotoran hewan dan terpaksa kerap dimandikan oleh gurunya di sekolah.

Sekali waktu sang guru menemukan lebam-lebam di tubuh Angeline. Meski curiga, sang guru tidak bisa berbuat banyak. Bahkan di antara para tetangganya, Margaretha dikenal tertutup dan tidak ramah. Kediamannya yang kusam dikepung kandang ayam dengan pintu gerbang kayu yang selalu tertutup rapat.

Hari-hari kelam dilalui Angeline hanya dengan diam. Kebahagiaan seolah direnggut paksa dari genggamannya tanpa tersisa. Tergantikan keseharian yang penuh penderitaan fisik, psikis, dan sosiologis.

Angeline hidup dalam sebuah lubang gelap. Dalam usia sebelia itu, ia tak mampu berbuat apa-apa. Berpikir suatu saat keajaiban datang pun tak mampu ia lakukan. Kehidupan terus berputar, meninggalkan Angeline di dasarnya lubangnya yang kelam. (Andi Nursaiful)

Bersambung ke bagian ke-3: Angeline: Mengapa Aku Harus Dilahirkan (Sebuah dramatisasi) 3

Baca bagian pertama: Angeline: Mengapa Aku Harus Dilahirkan? (Sebuah Dramatisasi) 1

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.