Kamis, 18 April 24

Angeline: Mengapa Aku Harus Dilahirkan? (Sebuah Dramatisasi) 1

Angeline: Mengapa Aku Harus Dilahirkan? (Sebuah Dramatisasi) 1
* Angeline

Jakarta, Obsessionnews – Sepasang suami istri tergopoh-gopoh memasuki gerbang sebuah klinik bersalin sederhana di Desa Canggu, Kutu Utara, Kabupaten Badung, Bali. Raut wajah sang istri tampak meringis menahan sakit. Suaminya terlihat berusaha tenang, mencoba menyembunyikan rasa khawatirnya di balik temaram senja di sore itu.

Hamidah adalah perempuan miskin asal Banyuwangi, Jawa Timur, yang merantau ke Bali sejak umur 15 tahun berharap memperbaiki kehidupan. Keterbatasan biaya orang tua yang hanya buruh tani, memaksa Hamidah tak melanjutkan sekolah sejak kelas III SD. Ia meninggalkan kampungnya di Desa Tulungrejo, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi, dan memilih mencari peruntungan di Bali sebagai pembantu rumah tangga.

Di Pulau Dewata inilah Hamidah berjumpa Rosidiq, seorang perantau miskin yang bekerja kasar membanting tulang sebagai buruh bangunan. Gairah muda menyatukan mereka dalam ikatan cinta berakhir dalam pernikahan. Lantaran keterbatasan biaya pula, pernikahan mereka pun hanya siri.

Hari itu, Rosidiq dan Hamidah nekat menuju ke klinik untuk melahirkan anak kedua mereka. Mereka sudah dikaruniai putri kecil berusia 2 tahun yang diberi nama Ina. Sesungguhnya mereka tak memiliki biaya sama sekali untuk melahirkan. Namun tidak ada pilihan lain, Bali tak seperti di kampung halaman mereka, di mana masih terdapat jasa dukun beranak yang bisa dibayar murah.

Beruntung petugas klinik tak meminta uang muka untuk proses persalinan Hamidah. Segala sesuatu pun segera dipersiapkan. Hamidah dituntun memasuki ruang bersalin, sementara Rosidiq diminta menunggu di luar kamar.

Dasar wanita pekerja keras, proses bersalin Hamidah berjalan lancar. Tangisan bayi perempuan memecah keheningan malam itu. Dengan mengucap syukur dalam hati, Rosidiq sontak bergegas memasuki ruangan untuk menemui istri tercinta dan anak keduanya.

Kebahagiaan menyeruak di kamar bersalin sederhana itu. Rosidiq dan Hamidah tampak begitu bahagia, terutama setelah memastikan putri kedua mereka sehat wal afiat. Wajah bayi mungil itu begitu cantik, dengan bentuk mata, hidung, dan bibir yang indah. Angeline namanya, seindah wajahnya yang putih bak bidadari.

408170_620
Angeline saat baru diadopsi

Namun, kebahagiaan pasangan miskin ini hanya sebentar. Berganti kekhawatiran yang tadi tampak di wajah Rosidiq saat memasuki klinik. Mereka tetap harus mencari jalan bagaimana membayar biaya persalinan sebesar Rp 600 ribu, tak sedikit untuk ukuran kantong mereka. Modal nekat saja jelas tak cukup.

Walhasil, selama tiga hari Hamidah tersandera di klinik. Rosidiq berusaha keras mencari pinjaman ke rekan-rekan pekerja bangunan yang tak kalah miskin. Sementara Hamidah hanya berharap keajaiban datang menghampiri.

Ternyata keajaiban benar-benar datang. Pendi, seorang mandor di proyek tempat Rosidiq bekerja memberi jalan. Ia memperkenalkan Rosidiq dengan seorang pria asing yang tinggal di Bali. Pria Jerman ini adalah seorang pengusaha sukses di Bali, dan memperistri seorang wanita paruh baya bernama Telly Margareth Mendawa. Menurut Pendi, pasangan itu mungkin saja ingin mengadopsi bayi mereka dan melunasi biaya persalinan.

Sebersit harapan bercampur kebingungan melanda hati Rosidiq dan Hamidah. Pikiran sederhana Hamidah jelas menolak bayi mungil lucu yang baru saja dilahirkannya, harus diserahkan ke orang yang sama sekali tak ia kenal.

Tapi keadaan ekonomi sama sekali tak mau berdamai. Rosidiq mencoba meyakinkan istrinya dengan pikiran pragmatis sekaligus idealis. Selain mampu membebaskan mereka dari “sandera” klinik, masa depan Angeline jelas akan lebih baik bersama orang tua angkat dengan kemampuan ekonomi yang sangat memadai.

Ibarat langit dan bumi, begitu gambaran dua pilihan kehidupan Angeline saat itu. Rosidiq dan Hamidah bersepakat untuk terpaksa memilih “langit” untuk putri kedua mereka, meski hati menolak keras.

Angeline bersama ibu angkatnya, Telly Margareth Mendawa
Angeline bersama ibu angkatnya, Telly Margareth Mendawa

Perkenalan Rosidiq-Hamidah dengan Margareth dan suaminya pun terjadi. Tanpa banyak kendala, proses adopsi berlangsung dengan lancar. Angeline resmi menjadi anggota keluarga baru pasangan kaya itu. Dalam sekejap, Angeline punya dua kakak perempuan dewasa baru bernama Christina dan Ivon (dua anak Margareth dari suami pertama), dan seorang kakak laki-laki bawaan si bule Jerman.

Angeline yang belum lama menghirup udara Bumi, tentu tak memahami apa yang terjadi. Jangankan ayah kandungnya, bahkan bau ibu yang mengandungnya pun baru tiga hari itu ia kenali.

Demikian sebaliknya. Sejak hari itu, Rosidiq dan Hamidah sudah terputus haknya atas Angeline. Jangankan bertemu untuk sekadar mendekap dan mencium kening buah hatinya, foto-foto Angeline pun tak pernah ia terima sekalipun.

Kehidupan mereka berjalan terus. Satu tantangan hidup berhasil dilalui, berganti tantangan demi tantangan lain seperti sudah ditakdirkan bagi kaum kecil seperti mereka. Lima tahun berlalu, Hamidah kembali mengandung anak ketiga.

Entah apa yang merasuki pikiran Rosidiq, ia kepincut dan berselingkuh dengan wanita lain. Hamidah berang, memutuskan ikatan pernikahan dan memilih pulang ke kampung melahirkan putri ketiganya, Aisyah. Lagi-lagi, kampung halaman Hamidah tak menawarkan apa-apa. Ia kembali mencari peruntungan di Pulau Dewata. Bayi Aisyah pun dititip asuhkan kepada sang nenek, Misya.

Hamidah bertekad memulai kehidupan baru, menutup lembaran-lembaran pahit kehidupannya yang lama. Termasuk berusaha melupakan peristiwa adopsi Angeline. Peristiwa yang tak pernah ia sangka kelak menentukan kisah tragis hidup Angeline di kemudian hari. Sebuah kisah indah berakhir perih dan memilukan. (Andi Nursaiful)

Bersambung ke bagian ke-2: Angeline: Mengapa Aku Harus Dilahirkan? (Sebuah Dramatisasi) 2

Bersambung ke bagian ke-3: Angeline: Mengapa Aku Harus Dilahirkan? (Sebuah Dramatisasi) 3

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.