Andi Alfian Mallarangeng. (ist).
Hasan S
Jakarta – Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Alfian Mallarangeng menyatakan siap ditahan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal itu disampaikan Andi saat memenuhi panggilan sebagai tersangka di KPK, Jakarta, Selasa (9/4/2013).
“Saya siap (ditahan) apapun, kita serahkan kepada KPK untuk menjalani apapun yang menjadi prosedur yang harus dilakukan dalam rangka pemeriksaan KPK ini,” kata Andi.
Senada dengan Andi, Rizal Mallarangeng juga menyatakan demikian. Rizal mengaku siap menerima resiko penahanan terhadap sang kakak karena menurutnya sudah menjadi hak KPK. “Tapi yang punya hak memutuskan siapa yang bersalah adalah hakim di pengadilan, KPK hanya menyidik dan mendakwa bahkan sampai penahanan pun itu adalah hak KPK,” tutur Rizal.
Rizal membantah pernyataan Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawaty yang melimpahkan kesalahan tunggal pada Kemenpora sebagai pelaksana proses Hambalang. Menurut Rizal, pernyataan mantan Dirjen Anggaran Kemenkeu itu keliru. “Tanggung jawab Kemenpora ada akan tetapi ada tanggung jawab Kemenkeu mengapa terjadi penyimpangan pada pencairan, tidak ada tanda tangan Menteri ko,” tegas Rizal.
Dia bahkan menuding penyampangan proses pencairan dana Hambalang sengaja untuk menungtungkan pihak kontraktor dan subkontraktor. “Apakah untuk menguntungkan orang yang korupsi di proyek Hambalang yaitu kontraktor dan subkontraktor, maka terjadi kerugian negara,” pungkasnya.
Pemeriksaan ini merupakan pertama kalinya setelah KPK menetapkan Andi Mallarangeng sebagai tersangka. Mantan Sekjen Partai Demokrat itu diduga melakukan penyalahgunaan kewenangan hingga mengakibatkan kerugian negara. Andi ditetapkan sebagai tersangka bersama Kepala Biro Keuangan dan Rumah Tangga Kemenpora Deddy Kusdinar, mantan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum serta Pejabat PT Adhi Karya Tengku Bagus. (rud)
