Jumat, 26 April 24

Anak Sekolah di Bojonegoro Konsumsi Makanan Sehat

Anak Sekolah di Bojonegoro Konsumsi  Makanan Sehat

Bojonegoro, Obsessionnews – Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) melakukan Evaluasi Tahap I Program Gerakan Makanan Sehat Anak Sekolah pada Selasa (22/09/2015). Sebelumnya, launching dan riset program ini telah dilakukan pada Februari 2014. Sebagai pilot project, FKUI melakukan riset terhadap tiga sekolah yaitu SDN Ngrowo 2, SDN Kadipaten 1, dan SDN Kadipaten 2 Bojonegoro.

Dari evaluasi tahap I tersebut ditemukan hasil positif atas perilaku makan siswa dan guru, di mana siswa dan guru tidak mau lagi mengonsumsi makanan tak sehat. Sementara hasil positif juga ditemukan pada perilaku penjual kantin dan pedagang kaki lima yang berjualan makanan di sekitar sekolah. Mereka tidak lagi menggunakan bahan pengawet makanan seperti borax, pewarna tekstil, dan bahan kimiawi tak layak pakai lainnya.

“Merupakan suatu kebanggaan bahwa Bojonegoro dipercaya sebagai laboratorium lapangan. Gerakan ini sangat penting agar seluruh lapisan masyarakat khususnya siswa SD dapat secara nyata melakukan pola hidup sehat. Merekalah calon pemimpin masa depan bangsa ini,” kata Ketua Tim PKK Kabupaten Bojonegoro Hj. Mahfudhoh Suyoto dalam siaran pers yang diterima obsessionnews.com, Rabu (23/9) siang.

Menurut istri Bupati Bojonegoro ini, food education penting untuk diberikan kepada siswa-siswi sebagai bagian yang terukur dalam kurikulum pendidikan nasional, khususnya pendidikan dasar dan menengah. Bahkan ia berharap dapat pula dimasukkan ke dalam pendidikan nonformal untuk pemberdayaan masyarakat luas.

Nilai-nilai hidup seperti social-personal responsibility dan life skills harus diajarkan sedini mungkin dan merupakan bagian dari long life learning. Terlebih lagi pembentukan food habit harus sudah dimulai sejak usia di bawah 12 tahun atau masa tumbuh kembang anak.

Food Revolution khas Indonesia sedang bergulir dan pelaksanaan awalnya dilaksanakan di Bojonegoro saat ini dengan melibatkan peran serta pemerintah kabupaten. Ke depan, hal seperti ini dapat ditiru kota-kota lain di Indonesia. Tekadnya hanya satu, kita pasti bisa mencegah the lost of generation yang sebenarnya sudah terjadi di depan mata kita,” ujar ketua tim FKUI Amaranila Lalita.

Perlu diketahui, sejak digulirkan pada awal 2014, program ini baru dilaksanakan di DKI Jakarta dan Bojonegoro. Bojonegoro dipercaya karena FKUI melihat kesungguhan dan dukungan Bupati Bojonegoro dan Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro dalam melakukan pemberdayaan masyarakat, terutama di bidang kesehatan. (ARH)

Related posts

Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.