
Imar
Jakarta-Ikatan Alumni Institut Tehnologi Bandung (ITB) Jakarta mengritisi seputar kekacauan pelaksanaan Ujian Nasional yang tidak dilakukan secara serentak. Alumni ITB menyebut kekacauan pelaksanaan Ujian Nasional ini sebagai sebuah tragedi.
Seharusnya kendali pelaksanaan UN termasuk percetakan dan pendistribusian, tetap berada di Kemendikbud, bukan di pihak percetakan.
“Ditengah kritikan atas kebijakan UN yang terlalu dipaksakan, kita menemukan fakta bahwa pemerintah gagal dalam menyediakan kertas soal. Kegagalan tersebut mulai dari ketersediaan kertas soal yang tidak tepat waktu, kesalahan distribusi, tertukarnya jenis soal, dan kualitas kertasnya yang buruk,”kata Ketua IA ITB Jakarta Hendry Harmen di Jakarta, Kamis (18/4/2013).
Ikatan Alumni ITB Jakarta, sebagai institusi yang menaruh perhatian terhadap dunia pendidikan,sangat menyayangkan terjadinya tragedi kertas soal ini. Masalah kertas soal ini sangat merugikan banyak pihak, dari mulai para siswa, sekolah, orang tua, dan negara.
“Kami melihat, terjadinya kasus kertas soal bukanlah semata-mata permasalahan teknis, tetapi juga menyangkut masalah manajemen, birokrasi, dan kinerja aparatur Kemendikbud.
Berangkat dari kasus kertas soal ini, kata Hendry , IA ITB Jakarta, meminta pemerintah untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kasus kertas soal ini. Menurut Hendry evaluasi bukan untuk mencari kesalahan, tetapi untuk membuat sistem manajemen penyelenggaraan pendidikan lebih baik lagi.
“ Kami juga memandang perlunya dilakukan dialog nasional antara pemerintah, pihak sekolah, praktisi pendidikan, wakil rakyat, pelajar, organisasi pemerhati pendidikan dan pihak-pihak lainnya untuk mengkaji kembali kebijakan penyelenggaraan UN di tanah air,”pungkasnya. (rud)