
Nusa Dua – Pertemuan kesebelas Aliansi Koperasi Internasional se-Asia Pasifik atau the 11th International Co-operative Alliance (ICA) Asia Pacific yang diadakan di Nusa Dua, Bali resmi ditutup Jumat (19/9/2014) siang. Pertemuan yang diikuti 25 negara di kawasan Asia Pasifik tersebut menghasilkan Resolusi Bali yang terdiri dari 8 poin utama.
“Mari kita satukan tekad unntuk memajukan koperasi di wilayah Asia Pasifik,” seru Presiden ICA Asia Pasifik Mr Li Chunsheng saat menyampaikan sambutan penutupan.
Ke 8 isi Resolusi Bali tersebut adalah pertama pengakuan kapasitas koperasi dalam rangka pemberdayaan masyarakat yang masuk ke dalam kategori termaginalkan, pemberdayaan perempuan, dan kaum yang tertingal di era globalisasi. Kedua adalah dibutuhkan riset-riset dalam rangka penguatan koperasi dalam pembangunan berkelanjutan.
Ketiga adalah dibutuhkan investasi dan dukungan finansial untuk meningkatkan peran koperasi dalam pembangunan yang berkelanjutan. Keempat adalah koperasi harus melahirkan prakasa dan modal pembanunan berkelanjutan yang demokratis.
“Kelima adalah kita belum melihat dukungan kebijakan negara untuk peningkatan peran koperasi dalam menghasilkan pembangunan yang berkelanjutan,” ujar Regional Director of ICA Asia Pacific, Mr Balasubramanian G Iyer.
Balasubramanian atau akrab dipanggil Balu itu menambahkan isi keenam dari Bali Resolution adalah perlunya merevisi regulasi yang menghambat peran koperasi dalammengelola pembangunan yang berkelanjutan.
Ketujuh adalah meningkatkan kerja sama antar koperasi dari tingkat kawasan sampai tingkat dunia melalui ICA. Serta kedelapan yakni pengembangan koperasi maritime di kawasan Asia Pasifik. Poin ini merupakan usulan dari Indonesia.
“Resolusi ini nanti akan dibahas lagi lebih detil dalam bentuk program di masing-masing negara dan akan kumpul di Singapura pada Februari 2015. Jadi sekarang masing-masing negara Asia Pasifik akan merumuskan langkah-langkah implementasinya,” ujar Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Nurdin Halid menanggapi 8 butir resolusi Bali.
Nurdin menjelaskan semua keputusan dalam forum ternasional ini akan dibahas lebih lanjut dalam rapat pleno Dekopin pada bulan Oktober tahun ini, supaya membahas bagaimana tekni penerapannya di lapangan. “Salah satu langkah positif dari pertemuan ini menegaskan bahwa kita sudah koperasi sudah siap menghadapi pasar bebas,” tutur dia. (Has)