Senin, 25 September 23

Alasan Hajriyanto Mundur dari Presidium Golkar

Alasan Hajriyanto Mundur dari Presidium Golkar

Jakarta – Salah satu bakal calon ketua umum Partai Golkar, Hajriyanto Y Thohari menyatakan mundur dari anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar yang dibentuk oleh Mahkamah Partai untuk mengambil alih kekuasaan DPP Golkar dari kepemimpinan Aburizal Bakrie (Ical).

Hajriyanto mengungkapkan alasan dirinya mundur, lantaran ia melihat persaingan politik di internal sudah tidak sehat, sehingga membuat kondisi tidak kondusif. Langkah itu juga sekaligus diambil untuk menjaga solidaritas Partai Golkar yang sudah terpecah.

“Karena suasananya sudah tidak kondusif, lebih baik saya tidak menjadi presidium lagi,” ujarnya di Jakarta, Kamis (27/11/2014).

Perselisihan di internal Partai Golkar memang sudah terasa pada saat partai beringin ini bergabung bersama Koalisi Merah Putih, sebagian kader ada yang membelot dan tidak setuju dengan keputusan Ical. Konflik ini terus berlanjut sampai terjadi kerusuhan dalam rapat Pleno DPP Golkar Selasa malam kemarin.

Hajriyanto melihat keadaan tersebut sudah cukup parah. Bahkan perpecahan di internal Golkar sudah tidak bisa dihindari, karenanya mengundurkan diri sebagai anggota presidium dianggap solusi yang paling baik agar tidak tercipta konflik yang jauh lebih besar.

“Saya tidak ingin polarisasi semakin tajam,” terangnya.

Sebagai kader setia, Hajriyanto tidak ingin melihat partai terpecah. Ia berharap konflik ini semakin menyusut, dan semua kubu yang berseteru mau membangun komunikasi politik yang baik dan saling mengalah antara satu dengan yang lain. “Semua pihak harus mengalah dan menekan ego agar ada komunikasi dan dialog untuk mencari jalan keluar,” ujarnya.

Banyak pihak menduga alasan mundurnya Hajriyanto sebenarnya bukan karena kondisi perpecahan di Golkar, melainkan karena sudah terpengaruh oleh Ical. Bisa jadi strategi ini dimainkan oleh Ical untuk melemahkan kekuatan Agung Laoksono cs yang tergabung dalam tim penyelamat partai.

Namun‎, anggota Presidium Penyelamat Partai Golkar yang lain, Priyo Budi Santoso menampik isu tersebut. Menurutnya, Hajriyanto mundur karena ia memang sudah tidak kuat menghadapi gejolak politik di Golkar. Bahkan kata Priyo, Hajriyanto ingin keluar dari Ketua DPP Golkar di bawah kepemimpinan Ical.

“Hati nurani Hajriyanto geleng-geleng terhadap periode Golkar sekarang,” katanya.

Meski sudah menyatakan mundur, Hajriyanto tetap akan maju menjadi calon ketua umum partai. Ia juga yakin, sejauh ini sudah mendapatkan dukungan dari kader Golkar di berbagai daerah di seluruh Indonesia. Sadar bahwa lawan-lawanya cukup berat. Namun Hajriyanto tetap optimis.

“Pasti, saya akan tetap maju,” jelasnya.
‎‎
Terbentuknya Presidium Penyelamatan Partai ini bermula dari ketidakpuasan para kandidat ketua umum dan sejumlah pengurus terhadap kepemimpinan Aburizal, lantaran kubu Ical tetap memaksakan kehendak mempercepat pelaksanaan munas  pada 30 November nanti di Bali. Presidium Penyelamat Partai ini diketuai oleh Agung Laksono. (Abn)

 

Related posts